Monday, December 27, 2010

Untitled Teacher 2

Semalam setelah lelah menempuh jalan untuk kembali beraktivitas, saya ditemani Evan Almighty di Trans TV. Sudah pernah nonton sih sebetulnya film ini. Tapi entahlah, waktu dulu pertama kali menonton saya gak ngeh dengan isi filmnya. Semalam, dengan indra yang tajam saya menikmati tontonan itu. Mari kita lupakan segala pesan kesesatan yang mungkin akan orang hembuskan pada film ini. Saya hanya akan membincangkan apa yang saya nikmati dari film ini. Titik. Tidak ada yang lainnya.

Singkatnya film ini bercerita tentang seorang Jurnalis (aha, kenapa musti jurnalis sih?) bernama Evan Baxter. Rupanya bukan cuman di Indonesia saja ya dari seleb beralih ke anggota Dewan, karena yang jelas Evan ini setelah sukses sebagai seorang jurnalis dan dikenal banyak orang jadilah ia seorang anggota Kongres. "For A Better World", adalah kampanye yang diusung Evan.

Evan pun mulailah disibukkan pada banyak kegiatan sebagai anggota kongres. Namun ditengah kesibukannya itu Evan dikirimi paket-paket besar yang awalnya tak diketahui pengirimnya. Barulah misteri pengirim paket terbuka. Ternyata Tuhan sendiri yang mengirimnya (Eh Tuhannya kok sama dengan Tuhannya Bruce Almighty nya Jim Carey y?). Singkat cerita mulailah Evan membangun bahtera yang diperintahkan ini. Seperti biasa, semua gak berjalan mulus. Banyak rintangan yang harus dihadapinya. Dimulai dengan tampilannya yang semakin hari semakin aneh dengan tumbuhnya jenggot, rambut dan pakain yang secara magis tak bisa ia ubah seperti keinginannya hingga anak dan istri yang meninggalkannya. Kalau melihat tampilannya, Evan ini bak Nabi Nuh di jaman modern.

Lalu apa yang begitu menarik dari kisah Evan ini? Ada adegan yang bikin saya tiba-tiba merasa begitu "terajari" oleh film ini. Saat anak dan istri Evan meninggalkannya, mereka sempat menonton tv yang dengan kejinya menertawakan tingkah Evan yang membangun bahtera di tengah-tengah kota Washington di atas bukit. Lalu si istri bertemulah pelayan resto yang sebetulnya tuhan (mari kita tinggalkan logika sejenak :) ). Sang istri lalu berkeluh kesah tentang suaminya. Saya tak ingat persis seperti apa. amun yang saya ingat sang pelayan yang juga Tuhan itu mangetakan "Tuhan tidak memberikan apa yang kita mau. Tapi memberikan kesempatan untuk menjadikan apa yang kita mau".

Awalnya saya dan juga sang istri bingung juga dengan apa yang dikataknnya. Lalu iapun menjelaskan.

Ketika kamu minta dikasih kesabaran maka Tuhan tidak memberikan kamu kesabaran itu. Tapi Tuhan mmenciptakan suasana yang membuat kamu bisa bersabar. Ketika kamu meminta diberi kekayaan maka Tuhan tidak juga memberikan kamu harta di depan mata,namun memberikan kamu kesempatan untuk bisa memperoleh harta yang banyak sehingga menjadikan kamu kaya. begitu juga dengan keadaan suamimu sekarang. Bukankah kalian minta lebih didekatkan sebagai keluarga? Proses pembuatan kapal ini adalah sarana yang diberikan Tuhan untuk membuat kalian saling dekat sebagai keluarga.

Dan benar, Evan yang sellau sibuk dengan urusan pekerjaannya menjadi lebih sering di rumah dan kemudian bekerja bersama keluarganya untuk menyelesaikan bahtera ini.

Sayapun terhenyak. Mungkin ini rahasiaNya. Tuhan tidak memberikan apa yang saya minta selama ini. Tapi mungkin ia memberikan saya kesempatan untuk mendapat apa yang saya inginkan itu. Kalau seandainya saya tak kunjung menemukan atau mendapatkan apa yang saya inginkan, bukan karena Ia tak sayang saya. Mungkin saya yang terlalu dungu untuk melihat kesempatan yang sudah diberikan. Atau mungkin seperti yang dikirimkan seorang teman pada saya :

TUHAN menjawab doa kita dg 3 cara :

1. TUHAN mengatakan YA; maka kita akan MENDAPATKAN APA YG KITA MINTA,

2. TUHAN mengatakan TIDAK; maka kita akan mendptkan yg LEBIH BAIK,

3. TUHAN mengatakan TUNGGU; maka kita akan mendptkan yg TERBAIK sesuai dg kehendak-NYA.

TUHAN tidak pernah terlambat, DIA jg tidak tergesa gesa..DIA selalu tepat waktu....Ya, selalu tepat waktu...

No comments: