Wednesday, December 22, 2010

tsukaremashita, langit jingga, purnama indah

entah berawal dimana tapi aku selalu menyukai melihat bulan purnama dibingkai awan malam dan kerlip bintang. jangan. jangan coba-coba bertanya padaku mengenai planet, rasi maupun teman-temannya. sungguh. tak ada sedikitpun aku memahami itu. berada di planetariumpun hanya sekali. namun tak salah bukan jika aku selalu menyukai purnama, jingganya langit dan luasnya angkasa?

nikmat rasanya hanya duduk dan menikmati indahnya bulan sembari berkhayal ada benda atau bahkan makhluk langit lain yang tiba-tiba melintas. haha iya aku selalu teringat lukisan ET lengkap dengan sepeda terbangnya menuju bulan purnama. Ah Spielberg sudah benar-benar menguasaiku.

namun kini kenikmatan itu sudah jauh lebih berkurang. sangat malah. aku tak lagi bisa menikmati hembusan lembut angin malam yang menyentuh kulitku. tak juga bisa menikmati belaian malam yang biasanya selalu membuat aku jatuh hati pada malam dan langitnya. aku bosan. yah aku sangat bosan.

bosan aku menikmati indahnya langit hanya ditemani tikar atau bahkan bangku tua bambu depan rumahku. bosan aku duduk disana sendiri.

aku tahu aku tak sendiri. aku tak harus menikmati malamku sendiri lagi. bersama menikmati dinginnya angin yang akan makin menghangatkan tubuh dan hati. bersama walau hanya sekedar berbagi kisah tentang malam, bintang dan mungkin ET. entahlah. namun kini realita bagiku hanya sekedar angan tak berbatas. tak jua aku menemukan mimpi itu berakhir. hingga suatu malam aku terbangun dari mimpi burukku. pertanyaan besar tercipta. terlalu banyak menuntutkah aku? terlalu memilihkah aku pada siapa yang ingin kujadikan teman memandang purnama?

kucoba tertawa dalam derita. menangisi bahagia bersamanya. seluruh mimpi, cinta dan kasih hanya milik dan untuknya. namun kini kusadari diriku letih di tengah jalannya. lelah ku menunggunya. tak kunjung ia datangi aku. tak kunjung ia temani aku menikmati purnamaku. aku bosan hanya dibelai angin. aku lelah hanya bertumpu di tanganku sendiri. begitu sulit baginya untuk menghampiriku bahkan untuk sekedar menyapaku.

purnamaku tak lagi indah. ataukah hanya aku yang tak lagi bisa berimaji dengan liar dan baik.dihantam kenyataan.

No comments: