Showing posts with label kisah lama. Show all posts
Showing posts with label kisah lama. Show all posts

Sunday, June 8, 2014

Tian, You Had Me At Hello!

Bahagia. Kata itulah yang selama dua tahun ini menghiasi dang melengkapi kehidupan saya dan mr rius. Sejak kehadiran Tian dalam hidup kami, rasanya segalanya menjadi begitu indah dan membahagiakan. Oh iya, pasti ada juga dong masa-masa bete, kurang tidur ataupun masa-masa susah lainnya. Tapi ya semua itu gak ada artinya kalau melihat apa yang kami miliki saat ini bersama Tian.

===================================================
You had me at Hello. Itu kalimat yang paling bisa menggambarkan perasaan saya pada Tian. Sejak pertama kali melihatnyaa di layar monitor USG DSOG, saya langsung jatuh cinta padanya. Meskipun saat itu usia kandungan saya baru 1 bulan dan Tian masih terlihat hanya kantung saja belum berbentuk. Tapi mendengar detakan kehidupan dari rahim saya membuat saya langsung merasa dia selalu dekat dan ada buat saya. Dan itulah yang memang terasa.

Kehamilan Tian di trisemester pertama memang bukanlah hal yang mudah. Saya ngalamain apa yang disebut hyperemesis. Dan itu membuat saya justru kehilangan berat badan sampai 8 kg di awal kehamilan. Muntah dan mual disepanjang waktu jadi keseharian saya. Malahan di bulan pertama saya sampai diultimatum dokter untuk masuk RS karena tak ada sedikitpun makanan yang bisa masuk ke perut saya. Boro-boro masuk. Baru nyampe tenggorokan saja sudah langsung keluar lagi.

Banyak cara saya lakukan untuk membuat makanan berjaya samapai di usus. Mulai dari gak akan pedes sama sekali, minum wedang jahe, menghirup minyak kayu putih samapai menutup rapat-rapat kamar agar bau makanan tidak samapai di hidung saya. Hahahaha.....alhamdulillah sukses gagalnya. Bukan hanya gak bisa makan, melihat makanan saja bikin saya muntah. Padahal hanya di tayangan TV. Seolah-olah bau masakannya tercium sampai di hidung saya. Hadeuhhh....

Obat anti mual dari dokterpun gak mujarab. Meskipun saya suda bergenti-ganti merek obat dengan dosis yang katanya terus ditinggikan. Gak ngaruh.

Awalnya saya yakin ini semua bakalan selesai di trisemester pertama saja. Tapiiiii....sukses tuh berlanjut sampai saat saya mau melahirkan hahahahahaha. Hanya saja keadaan jauh lebih bisa saya kontrol ketimbang di bulan-bulan pertama.

Keberhasilan saya mengendalikan keinginan memuntahkan semua makanan yang masuk sebetulnya seiring sejalan dengan perkenalan saya pada Getle Birth. Perkenalan yang juga secara tidak sengaja terjadi.

Saat itu saya iseng browsing soal melahirkan. Dan saya nemu soal water birth. Cari punya cari saya nemu tuh kalau di Bandung ada jga ternyata yang melayani melahirkan di air ini. Berbekal baca di laman facebook milik provider yang melayani water birth inilah saya meemukan istilah baru. Gentle Birth. Perkenalanpun saya lanjutkan lebih dala dengan membaca tulisannya mas Reza Gunawan dan Dewi Lestari.

Membaca tulisan mereka itu membuat saya menangis. Rasanya kok bahagia banget ya? Rasanya kok indah banget ya?

Sayapun makin rajin membaca soal Gentle Birth. Meskipun banyak temen yang bilang hamil sayakan masih muda kok udah baca soal melahirkannya? Hey...bukannya kalau hamil ujungnya di melahirkan juga?Jadi rasanya sih gak salah. Lagian kemudian saya menemukan banyak hal kalau ternyata Gentle Birth gak melulu soal melahirkannya. Konsep inikan harus dimulai sejak awal. Sejak "mau bikin" malah harusnya hehehehe. Meskipun merasa agak terlambat, tapi saya merasa masih punya banyak kesempatan buat mengejar ketertinggalan soal Gentle Birth ini.

Langkah berikutnya setelah encari banyak referensi soal Gentle Birth adalah mengajak suami saya terutama buat tahu apa dan bagaimana Gentle Birth itu. Mulailah saya mengcopykan banyak bacaan buat Mr. Rius. Mengajaknya berdiskusi hingga mengajaknya ke seminar Gntle Birth yang waktu diadakan di Bandung oleh provider Water Birth yang saya ceritakan di awal tadi. Disanalah saya mulai mengenal Mbak Dyah Pratitasari. Saya juga ketemu sama bidan Tantri dan Bidan Okke. Senangnya bisa belajar banyak hal.

Seiring berjalanya waktu, saya mulai aktif membaca bukunya Bidan Yessie, laman Bidan Kita sampai ikut seminar di Rs Bunda. Saya, Mr Rius dan seorang teman yang hamilnya berengan jadi rajin belajar untuk mempersiapkan yang terbaik buat buah hati kami.

Gentle Birt membuat saya memahami apa maunya "Utun" di perut saya. Saya jadi tahu apa yang dia pengen makan da apa yang tidak. Dengen begitu frekuensi muntah saya jadi berkurang meskipun masih tetap muntah ya hahahaha. Saya juga masih bisa menghadapi dengan tenang situasi ketika air ketuban saya tiba-tiba rembes di bulan ke-8. Padahal saat itu saya hanya tinggal seorang diri di kamar kosan. Oh ya selama hamil saya tinggal sendiria di Jakarta karena Mr Rius tinggal di Bandung. Gentle Birth juga membuat saya "berdamai" dengan keadaan da rasa marah saya pada Tuhan, mamah dan keadaan. Maklum, ini kehamilan pertama saya dan saat itu mamah sudah semakin parah terserang dimentia. Dimentia yang diidap mamah ini membuat mamah tak lagi mampu mendampingi anak-anaknya. Jangankan mendampingi, mengingat anak-anaknyapun sudah tak bisa. Saya baru menyadari kemudian, sebagian emesis saya justru diakibatkan dari rasa amarah saya yang begitu besar pada keadaan ini.

Setiap kali periksa kandungan rasanya iriiiii sekali elihat orang lain yang datang ditemani oleh orang tuanya terutama ibu. Sementara saya? cukup diantar Mr Rius. Eh segitu juga Alhamdulillah ya, masih punya suami siaga hihihihi.

Sampailahsaya di minggu 39 dan utun masih belum enunjukkan tanda-tanda mau ketemu. Cemas? Pastilah. Sementara teman sekantor yang hamilnya berengan malah udah brojol duluan. Saya juga tinggal sendirian di Jakarta jauh dari keluarga dan suami. Akhirnya di minggu ini saya memutuska mengambil cuti melahirkan dan mengemasi segala barang-barang untuk pulang ke Bandung.

Bingung, cemas, takut. Wahhh semua jadi satu deh di masa-masa penantian ini. Berenang, jalan pagi, makan durian, makan rujak ekstra pedas sampai sibuk berbelly dance jadi menu utama selama cuti. Tak ada tanda-tanda utun mau ketemu saya.Ahh rupanya kesabaran saya diuji lagi nih.

Lucunya, saya pernah membujuk Utun buat lahiran di tanggal 6 Juni. Saya pengen banget Utun lahir sama dengan Presiden pertama RI. Tanggal 5 Juni waktnya saya kontrol ke Bidan Okke. Oh ya, sejak hamil minggu ke 37 saya berhenti ketemu DSOG dan saya rajin ketemu bidan. Luunya, saat mau menentukan kira-kira dimana ya saya akan ketemuan dengan Utun, saya dan Mr Rius mendatangi hingga 5 bidan dan 3 Rs Bersalin hahahahahaha. Eh itukan sesuai dengan petunjuk di Gentel Birth. Wawancarai dulu provider anda, cari tahu bagaimaa nanti pelaksanaan hari H nya. Ini juga kami lakukan sesuai dengan Birth Plan yang kami buat. Artinya meskipun kami sudah memilih untuk dibantu Bidan Okke, tapi kalau kenyataannya kami gak jodoh dengan bidan Okke, ya kami harus siap dengan rencana lainnya. Soal Birth Plan juga sudah kami susun dengan mereka yang kami pilih buat membantu kelahiran utun. Termasuk jika ternyata saya harus dioperasi.

Saat kontrol tanggal 4 Juni itu, sambil menunggu waktu kontrol, saya dan Mr Rius naik motor hingga ke Lembang. Huahahahaha ibu hamil tuasenangnya motor-motoran. Gak mual? Di jalan sih enggak. Tapi begitu sampai, ya langsung muntah xixixixi. Begitu samapai dan kami mau sholat, Bidan telepn fan bilang sudah bisa kontrol. Jadilah begitu samapai Lembang kami balik lagi naik motor ke Dago buat kontrol bidan. Ckckkckck......ibu hamil yang aneh.

Namun rupanya masi belum ada tanda bukaan sama sekali. Sedih? Iya dong

Sayapun sadar kemudian dan minta maaf sama utun. Saya yakin utun akan memilih sendiri waktu yang tepat buat ketemuan. Oh ya sedari awal saya sudah pernah bilang sama utun buat kasih tanda kalau mau lahiran. Misalnya nendang saya 3x dan saya bakalan pp ke kamar mandi. Tapi gak tau kenapa kok saya malah lupa ya sama hal ini?

Tanggal 6 Juni, sore hari, saya sengaja jalan kaki ke mini market dekat kompleks rumah. Berjalan kaki tentunya. Perjalanan sejauh 5km itu saya isi dengan ngobrol bareng utun. Biar ah dianggap gak waras karena ngobrol sendiri, yang penting bonding kami kuat hahahaha. Malam harinya hujan turun dengan deras dan membuat harus Mr Rius tidur di rumah orang tuanya sementara saya tidur di rumah orang tua saya. Sepanjang malam saya gak bisa tidur. Bolak balik ke kamar mandi. Pengen BAB. Herannya kok keluarnya cuman sedikit-sedikit ya? Padahal mulesnya banget. Jam 2 pagi tanggal 7 Juni saya baru sadar. Alamak janga-jangan ini tanda-tanda cinta dari Utun. Soalnya, sore hari saya juga sempet nemuin flek di celana meski hanya sedikit sekali. Saat itu saya abaika saja pertanda itu. Sayapun telepon Mr Rius dan bilang kayaknya besok musti ketemu bidan lagi deh. Mulas dan ada flek.

Pagi hari Mr Rius datang. Dan mulasnya makin menjadi. Siang hari saat kontrol ternyata benar, saya sudah bukaa 2. Ahhh senangnya. Meskipun sadarbelum tentu juga bisa ketemu epat. Tapi saya optimis segera ketemu Utun.

Sambil menunggu waktu, saya dan Mr Rius denga diantar teteh dan suaminya serta ponakan jalan-jalan sepanjang Pasteur hingga Antapani Bandung. Tadinya mau pulang dulu tapi rupanya Gelombang cinta Utun makin besar dan teteh menyarankan buat menunggu di tempat bidan aja. Jadilah saya sudah mondok dari ja 4 sore di tempat bersalin. Dan sudah bukaan 4.

Dengan kamar bersalin yang cukup cozy, didampingi keluarga bahkan ponakan yang baru berumur 1,5 tahun saya menyambut waktu kedatangan utun. Di tengah gelombang cinta yang makin terasa, saya masih sempat tertidur. Sakit? Hemmm iya sih tapi bidan dan mr rius terus mengingatkan buat nafas dan tenang. Mungkin karena ada musik pegiring dari Richard Clayderman dan The Beatles, rasa sakitnya menjadi jauhhh berkurang. Rupanya utun juga gak sabar ketemu ambunya. Maka bukaan komplitpun sudah terjadi pas jam 12 malam. Kira-kira sih bukaan yang saya alami terjadi setiap sejam.Crowning pertama utun saya melihat rambutnya yang lebat dan hitam. Haduhhhh jadi gak sabar xixixixixixi.

Lucunya pas bukaannya komplit, saya malaham enggak pengen lagi tuh buat mengejan hehehehe. Sampai kemudian akhirnya tepat pukul 00.30 pagi tanggal 8 Juni 2012 utun pun meluncur dan lansung di simpan di dada dan dekapan saya.

Hai handsome. It's mom. Ini Ambu sayang dan itu Abi.
Tian sesaat setelah dilahirkan


Senang, lelah, bahagia dan semuaaaaaa rasa tumplek jadi satu. Saking sibuknya memandangi tian dan memulai proses IMD, saya samapai gak ngerasain waktu bidan harus menjahit. Iya, saya masih harus dijahit juga meski hanya 2 gak gak terlalu panjang. Tak mengapa lah yang penting Tian lahir dengan sehat dan selamat.

Utun lahir pada saat pila Eropa dimulai. Itu sebabnya kami memberinya nama Bastian. Yah sedikit seperti Bastian Schweinsteiger, pemai bola asal Jerman.

Kami memilih proses burning cod saat melepaskan Tian dari kakak plasenta. Proses burning dilakukan setelah 10 jam kelahiran Tian.
kakak plasenta


===========================================

Saya tahu banyak hal yang tidak sempurna dari proses kelahira Tian kalau dilihat dari metoda Gentle Birth. Saya masih mengejan, saya juga masih mengalami sobekan. Tapiii itu suda cukup. Gentle Birth bagi saya membuat saya memahmi apa arti tanda-tanda yang diberikan oleh tubuh saya. Apakah ia menolak atau menginginkan sesuatu.Gentle Birth juga membuat saya jauh lebi bersabar. Dan sungguh ilmu itu terpakai samapai saat ini. Meski terkadang saya kesal dan marah pada Tian, namun saya segera sadar kalau pasti ada sesuatu yang mungkin diinginkan Tian yang saya gak mengerti. Gentele Birth membuat saya mampu memahami, meski gak selalu, apa mau Tian.

Saya ingat, saat pulang dari tempat bersalin, 52 jam setelah kelahirannya, Tian menangis terus. Disusui gak mau. Digendong tetap menangis. Sayapun panik. Semua keluarga yang saat itu menengok ke rumah mengajukan pemikiran mereka masing-masing. Ahhhh riweuh bin ribet deh semua. Samapai pusing dan membuat saya down. Sayapun menangis. Haduhhh baby blues nih pikiran saya. Tapi saya ingat kemudian hal yang biasa saya lakukan saat hamil setiap kali saya mual dan muntah hebat, ngobrol dengan Tian.

Pintu kamar saya kunci. Mr Rius saya minta menggendong Tin. Saya diam sesaat. Menghela nafas panjang. Mengubah pikiran positif menjadi negatif. Saya setel lagu yang biasa saya dengarkan saat melakukan relaksasi dan ngobrol dengan Tian. Tianpun saya gendong kembali. "Ade Tian sayang, maafkan ambu ya nak. Ambu enggak ngerti maunya ade apa samapai ade menangis begini. Ambu sayang sekali sama ade. Ini pertama kalinya ambu jadi ibu. Ade juga pertama kalinyakan jadi anak dan lahir ke dunia? Nah gimana kalau kita sama-sama belajar? Ambu belajar ngerti apa maunya ade dan ade belajar mengerti ambu yang masih kaku. Yuk sayang. Bisakan? Pelan-pelan ya kasih tahu ambu apa maunya ade."

Ajaib, tangis Tian pun reda. Saya bisa menyusui Tian kembali. Baru beberapa menit kemudian saya sadar ternyata Tian gak suka dengan puting kiri saya. Rupanya puting kiri saya kurang panjang dan enak di lidahnya dibandingkan yang kanan. Sayapun tidak memaksakan Tian menyusu dari Pd Kiri. Untuk bisa menyusui denga PD Kiri, setiap kali hendak menyusui saya harus memompa dulu putingnya hingga lebih berbentuk seperti puting PD Kanan.Kemampuan membaca apa yang diinginkan bayi inilah hasil nyata Getle Birth bagi saya.

Oh ya, saya ingat saat seminar Gentle Birth di Bandung, ada seorang ibu yang bertanya apakah benar bayi Gentle Birth itu gak bikin ibu bapaknya begadang? Saat itu mbak Prita bilang, iya.Entah gimana kok saat itu saya merasa kita sebagai orang tua kok egois ya hahahaha. Kesannya pengen enaknya aja sampai gak mau juga kebagian begadang. Padahal dede bayikan punya jam biologisnya sendiri yang gak bisa diatur semaunya sama orang tuanya? Atau barangkali baby punya keinginan yang gak dimengerti oleh orang tuanya.

Saya paham bahwa proses kelahiran Tian masih jauh dari Gentle Birth. Tapi bagi saya, Gentle Birth sudah mengajarkan saya untuk lebih bisa paham bagimana menghadapi kehamilan, proses melahirkan dan sesudahnya. Tian kini sudah tumbuh besar. Meski tubuhnya tidak gemuk bahkan cenderung kurus, Tian sanagat aktif dan cerdas. Dia sudah bisa berjalan di umur 9 bulan. Hafal lebih dari 20 lagu-lagu anak dan surat Al Fatihah di usia 22 bulan dan yang jelas yang mebuat saya bangga adalah Tian selalu bisa menghibur saya di kala saya sedih. Beberapa kali saat setelah sholat saya menangis, Tian langsung memeluk dan mengelus punggung saya. Ahhhh terima kasih Tuhan. Malaikat mu suda turun di rumah kami.




Monday, February 7, 2011

Hidup itu Ijon

Judul ini saya co-paste dari tulisan mantan bos. Agak geli membaca tulisannya tapi beneran saya juga (dan mungkin banyak orang lainnya) "ngerasanin" banget apa yang di tulis mantan bos saya itu.

Ceritanya sih apalagi sih selain keluh kesah seperti biasanya manusia dengan tingkat kebutuhan bermacam-macam? Yup, saya dan juga mantan bos (juga teman-teman sekantor lainnya-mungkin) termasuk orang yang merasakan kelonggaran pada pernafasan setiap kali kalender sudah menunjukkan angka 26. Bagaimana tidak? Itu berarti tengah malam nanti pundi rekening kami kembali terisi setelah berhari-hari diabiarkan kering tanpa ada sisa sedikitpun oleh si empunya. Tanggal segitu artinya hari bebas dari kantong kering, makan seadanya dan banyak lagi hehehe.

Selain rasa senang, ada juga rasa lain yang ikut. Apalagi sih selain rasa miris mengingat betapa dengan mudahnya rekening tabungan langsung kosong. Yup, secepat kilat angka-angka yang tadinya tertulis dengan sangat mengagumkannya itu berubah menjadi angka nol besar gara-gara beralih pada rekening oarang lain....bayar utang.

Beneran kan hidup adalah ijon?

Saya dan mantan bos ini memang punya kesamaan (selain tentunya perbedaan yang sering bikin kami ribut di kantor dulu). Sama-sama memiliki gaji diatas 10 koma yang artinya selepas tanggal 10 garis kehidupan kami berubah menjadi koma :(

Selepas minggu kedua (yang entah bagaimana kok nyampenya cepet banget), mulailah ketar ketir bagimana seharusnya meneruskan kehidupan.

Mungkin banyak orang yang menilai hidup saya jauuuuhh lebih menyenangkan. Bagaimana tidak, saya masih single dan belum punya tanggungan, ayah yang pensiunan Telkom dan beberapa kebutuhan semisal komunikasi maupun kesehatan sudah ditanggung kantor. Sayangnya sih apa yang dilihat orang belum tentu seperti kejadian sesungguhnya :(

Oke, saya memang belum berkeluarga tapi saya juga punya kewajiban untuk membantu keluarga. Dari mulai membayar si bibik di bandung, uang belanja di rumah sampai membeli beberapa kebutuhan si kecil Eping dan adiknya.Belum lagi kewajiban saya buat bayar kosan dan gak lupa dong jatah makan saya dan mr rius.

Ini sungguh bukanlah suatu penyesalan. Sungguh. Saya bersyukur pada apa yang Tuhan sudah beri pada saya selama ini. Saya selalu percaya semakin banyak yang kita keluarkan terutama buat keluarga dan yang membutuhkan, maka semakin besar pula Ia berikan pada kita. Bolehlah dibilang kalau mau lancar rejeki maka lancarkan juga memberinya. itu sebabnya saya tidak pernah menyesal mengeluarkan banyak sekali dari penghasilan saya buat kebutuhan keluarga. Walau seperti yang dibilang mantan bos saya dan mr rius, bahwa saya harus berpikir logis alias menghitung-hitung antara apa yang saya dapat dengan yang saya keluarkan. Entahlah, saya masih begitu keras kepalanya menganggap bahwa urusan rejeki ga ada kata logis huahahaha....

saya ingat saya dulu punya teori bahwa Tuhan entah bagaimana kalau sudah menetapkan kebutuhan seseorang sejumlah A maka sejumlah itu pulalah rejeki yang diberinya. Terlepas apakah itu berupa uang atau barang. terlepas juga apakah itu berasal dari penghasilan sendiri atau pemberian bahkan pinjaman dari orang. Apa yang kita dapat ya itulah rekeji kita.

Dulu seringkali saya heran-heran sendiri bagimana bisa saya bisa membiayai kehidupan saya sendiri (dan orang-orang di sekitar saya). Saya ingat bagaimana saya masih bisa menikmati beberapa makanan yang enak-enak di beberapa tempat makan di kota Bandung disaat saya sedang jobless. Di saat itu saya juga masih bisa memenuhi kebutuhan mr jerk. Dimulai dari kebutuhan makan sehari-harinya dulu sampai kebutuhan sandang dan tersier dia. Saya ingat dulu ketika masa kuliah, orang tua mr jerk hanya bisa memberikan ia uang bayaran sekolah, maka kebutuhan ia untuk makan dan transportasi somehow bisa saya penuhi. begitu pula saat adik-adiknya ga punya cukup bekal, saya masih bisa memberi mr jerk cukup uang buat bekal adik-adiknya.

Itu baru kebutuhan pokok. Belum lagi kebutuhan lainnya. Misalnya saat ia butuh sekali hp, saya masih bisa memberinya seperti apa yang iamaui. dan ini masih terus berlanjut bahkan saat ia sudah memiliki pekerjaan. Namun saat itu dengan penghasilannya yang tak seberapa itu, yang seringkali ia berikan semuanya pada saya untuk dikelola, saya harus putar otak untuk bisa mencukupi kebutuhannya. Bayar kosan, uang makan, jajan, rokok, transport, ngasih adik-adiknya, ngasih ke ortunya dan jangan lupa perjalanan sebulan sekali ke lembur. Belum lagi kalau salah satu dari mereka jatuh sakit. Sutralah, pengeluaran tiba-tiba banyak sekali. Seakan belum cukup, saat vepy ada beratus-ratus bahkan mungkin berjuta-juta uang harus saya keluarkan dari kocek untuk mendandani vepy biar nyaman untuk digunakan mr jerk. Fiuhhh....

Lihat, banyak sekalikan? Tapi entah bagimana Tuhan selalu bisa memberi saya lebih. Sampai hari inipun saya masih terpukau dengan banyaknya rejeki yang saya dapat yang entah darimana datangnya. Jujur, saya ridho juga memberi semua itu. Anggap sajalah sebagai sedekah.

itu juga yang membuat saya sekarang seringkali merasa "jengah" pada apa yang dilakukan mr rius dengan segala tindakan penghematannya. Hihihi somehow saya merasa bedanya tipis ya antara hemat dan pelit. Tapi saya gak bisa pungkiri saya belajar juga dari mr rius untuk mulai bisa menyisihkan uang (meski agak sulit).

Untungnya sih sampai saat ini saya masih merasa berkecukupan. Dalam artian saya gak perlu berlaku seperti mantan bos atau beberapa orang teman yang setiap tanggal 10 berlalu sudah sibuk kasak kusuk mencari pinjaman untuk menutupi kebutuhan, setidaknya sampai tanggal 26 tiba. Saya gak perlu mengandalkan para pengijon buat meneruskan kehidupan saya, meski kadang bingung juga kok ya pendapatan saya gak seimbang banget sih dengan pengeluaran, kalau diitung-itung di atas kertas.

kalau sudah begini inget juga sama nasihatnya Safir Senduk, "kalau tidak pernah cukup, jangan-jangan bukan karena anda boros, tapi gaji anda yang terlalu kecil"

Yihaaa pak....masa iya saya musti nuntut gaji yang lebih besar? HUHUHU sama impossiblenya dengan saya ngarepin SBY bakal dengan logowo mundur dari jabatannya sekarang kaleeeee. Saya hanya bisa berharap dan percaya kalau Allah tau apa yang saya butuhkan. Allah juga bakal ngasih saya rezeki yang lebih berlimpah dan berkah. saya juga hanya bisa berharap saya diberi Allah rasa cukup, karena hanya dengan rasa cukup itu saya gak bakalan nekat berbuat yang macam-macam demi memenuhi tuntutan kehidupan.

Nah kalau sudah begini, saya mamsih berani gak ya buat memimpikan berumah tangga dan mengadakan acara pernikahan? hueeee zaman sekarang gitu loh, semua-semua dihargai sangat tinggi dududududu

Monday, January 24, 2011

Aku memanggilnya Mr. Jerk

And every heartache makes you stronger

Yes it is true. Saya buktinya. Setelah kedodolan berturut-turut, menangis tiada henti dan yang jelas setelah pengkhianatan dan kata-kata yang menyakitkan hati saya merasa saya makin kuat.

Selama ini saya rupanya sudah salah menilai orang. Orang yang saya anggap baik selama ini ternyata tak lebih dari seorang pecundang besar. Heran, saya dulu tak bisa melihat itu. Namun sekarang setelah apa yang dia lakukan, saya tahu saya sudah salah menilai orang. Di tweetnya MT bilang : "  Berhati-hatilah,karena hampir semua kesalahan besar dalam hidup ini adalah kesalahan mempercayai orang".

Damn, it's true. Cinta yang saya rasa pada seseorang di masa lalu sudah membutakan saya pada setiap tingkahnya selama ini. Setelah apa yang saya berikan dan korbankan bagi dia, balasan yang bisa dia berikan pada saya hanyalah sebuah kebencian. Tuhan memang punya caranya sendiri buat menunjukkan pada saya orang macam apa dia. Rupanya tak cukup pengkhianatan yang dia lakukan, sekali lagi dia harus membuat saya sakit dengan segala tindak tanduk, kata-kata dan banyak lagi. Buat saya sekarang dia tidak lebih seorang Pecundang dan pengecut yang hanya bisa bersembunyi di balik kemaskulinan yang dimilikinya. So I call him, Mr. Jerk.

Tenang, saya masih waras kok untuk tidak membalas semua yang sudah dilakukannya. Tapi percayalah, karma itu ada. Bukan saya yang harus membalas semua yang sudah kalian lakukan. Cukup Tuhan yang akan melakukannya. Saya yakin itu. Tuhan Maha Adil. Tuhan maha Tahu. Dia juga Maha melihat.

Dan kali ini, semua rasa yang saya punyai buat Mr. Jerk dan semua masa lalu musnah seiring dengan kebencian yang saya punya buat mr jerk. Air susu di balas air tuba. Itu yang sudah mr jerk lakukan. Kalau ada pepatah yang mengatakan kejatuhan laki-laki disebabkan harta, tahta dan wanita; maka mr jerk sudah membuktikan postulat itu. Kesemua postulat itu benar adanya dengan mr jerk. Harta, tahta dan wanita sudah membuat mata mr jerk buta. membuat telingamu tuli. Membuat kepalamu bebal. Membuat mr jerk tak lebih baik dari para politikus negeri ini yang bangga dengan harta dan kedudukan yang mereka miliki yang mereka kira abadi.

Kalau ada postulat lain yang mengatakan every cloud there's always silver lining itu benar adanya. Setidaknya saya mengerti sekarang mengapa Tuhan memberi saya pekerjaan yang menjauhkan saya dari kamu. Dia berikan saya itu agar saya bertemu banyak orang-orang hebat yang akan selalu ada buat saya. Dia berikan itu agar saya menemukan cinta baru. Cinta yang lebih baik dari cinta yang pernah ada. Dan ya, saya menemukannya. Bukan cinta semu yang didasarkan pada asas manfaat seperti yang dulu.

Hey kalian, percayalah Karma itu ada dan saat itu datang kalian akan menyesali apa yang sudah kalian buat!!!*


*gak bermaksud nyumpahin