Sunday, February 27, 2011

true to you

When you find a true one, it will be your greatest moment...if you find a right one, that will be your finest day.
The one who give you everything, somebody who loving you for a good reason.
A true one isnt complicated at all, just a simple man who share every single minute with you...stay close and take a good care with you.
His/her words is an oase at the desert than protecting from harm and keep you in nice warm heart.
You dont need anythings else...you dont want someone else...the world is enought...the greatest day has come, the finest time is your...the true love will stay with you forever.
A journey is over and ended for the one.

merindumu dengan sangat

malam ini entah untuk kesekian kalinya ku lewati sendiri tanpa kamu. namun entah bagaimana malam ini terasa sangat berbeda. rasa yang bahkan akupun tak tahu bagaimana menafsirkannya. terlalu. rindu yang kurasa ini terlalu besar. pada wajahmu. pada sosokmu. pada harihari yang pernah ku lewatkan bersamamu. begitupun saat ku bagi cerita tentangmu pada seorang kawan. aku hanya mampu menahan rasa itu. rasa yang ku benci untuk mengakuinya.

ku tahu rasa itu tak mungkin pernah ada lagi kau rasa. apa yang pernah terkatakan, terlaku hanyalah sesuatu yang ada di belakang dan mungkin tak akan pernah ada di manapun kecuali di tempatnya sekarang.

benci untuk kuakui namun harus kuakui. aku terlalu merindumu. aku juag terlalu marah padamu. namun tak bisa kupungkiri rasa sayangku tak akan pernah hilang darimu sampi kapanpun.

sayang....aku merindumu dengan sangat.......

kisah terindah

Kusesali dirimu
Mengapa tak disisiku
Saat ini aku rindu
Kusesali mengapa dia
Yang berhak atas kucinta
Sesungguhnya ku tak rela

andai engkau ada disini
Kukan selalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah hanya untukmu


Kusesali diriku
Mengapa tak disisimu
Saat ini aku rindu

andai engkau ada disini
Kukan selalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah hanya untukmu

Oh haruskah ku menunggu
Sampai waktu kan berpihak kepadaku
Demi cintaku ooo…

Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah hanya untukmu

Ku kan selalu menjaga dan mencintamu
Andai kau tercipta untukku
Kan kurangkai kisah terindah hanya untukmu

Tuesday, February 22, 2011

break even

I'm still alive but I'm barely breathing,
Just prayed to a god that I don't believe in,
'Coz I got time while she got freedom,
'Coz when a heart breaks
no it don't break even.

Her best days will be some of my worst,
She finally met a man that's gonna put her first,
While I'm wide awake, she's no trouble sleeping,
'Coz when a heart breaks
no it don't break even, even no.

What am I supposed to do when the best part of me was always you
What am I supposed to say when I'm all choked up and you're ok
I'm falling to pieces
I'm falling to pieces

They say bad things happen for a reason
But no wise words gonna stop the bleeding
'Coz she's moved on while I'm still grieving
And when a heart breaks
no it don't break even, even no.

What am I gonna do when the best part of me was always you
What am I supposed to say when I'm all choked up and you're ok
I'm falling to pieces, yeah
I'm falling to pieces, yeah
I'm falling to pieces
(One still in love
while the other one's leaving)
I'm falling to pieces,
(Cuz when a heart breaks
no it don't break even)

You got his heart and my heart and none of the pain,
You took your suitcase, I took the blame.
Now I'm tryna make sense of what little remains, oh.
'Coz you left me with no love, with no love to my name.

I'm still alive but I'm barely breathing,
Just prayed to a god that I don't believe in,
'Coz I got time while she got freedom,
'Coz when a heart breaks
no it don't break, no it don't
break, no it don't break even no.

What am I gonna do when the best part of me was always you
What am I supposed to say when I'm all choked up and you're ok
I'm falling to pieces, yeah
I'm falling to pieces, yeah
I'm falling to pieces,
(One still in love
while the other one's leaving)
I'm falling to pieces,
(Cuz when a heart breaks
no it don't break even)

Oh, it don't break even, no
Oh, it don't break even, no
Oh, It don't break even, no

sakit itu gak enak jendral!!!

sumpah gak enak banget kalau badan mulai terasa pegal-pegal gak jelas. kepala mulai berat sementara tenggorokan mulai terasa bagai di gurun sahara. arggghhhh i hate being sick.

bukan cuman karena aktivitas saya jadi terhalang tapi juga karena sensasi rasanya yang gak menentu itu sih. benciiiii.....banget

saya memang termasuk yang jarang sakit. biasanya kalau mau flu cukup dihajar vitamin c dan lari keliling kompleks udah bikin saya cenghar lagi. makanya bisa diitung jarilah kalau saya sakit.

oke saya pernah masuk rumah sakit garagara si nyamuk nakal yang bikin saya tepar seminggu di rumah sakit. jangan tanya gimana rasanya. duhh udah bikin badan gak enak pengalaman tinggal di rumah sakit sendirian itu juga bikin gak nyaman.

iya sendirian. saya lebih banyak diam di rumah sakit sendirian. hanya kalau malam saja papah dan mamah (yang waktu itu belum saya sadari udah mulai sakit) menemani saya. siang sampe maghrib sih ya suwis sendirian aja. makanya sempet tuh ngerasa jealous sma orang di ruangan sebelah yang rajin ditemani orangorang tercintanya.

oke enough about my past.

kalau sekarang saya berasa nelangsa banget saat sakit lebih karena saya merasa menderita banget. badan yang gak karuan rasanya itu harus juga ditambah perasaan sedih karena saya sendirian. dulu sebelum mamah sakit seperti sekarang, saya masih bisa mengandalkan beliau buat mengompres atau sekedar mijitin kalau saya sakit seperti sekarang. atau paling gak minta dibalurin. tapi sejak beliau sakit (dan itu sudah lama ternyata) saya benarbenar sendirian dan itu yang bikin benerbener nelangsa.

eh sakit kali ini juga yang bikin gak menyenangkan adalah karena saya gak punya uang lagi. huhuhu beneran. entah bagaimana caranya uang tabungan saya kok tibatiba aja habis gak bersisa sementara buat nunggu gajian masih lama. makanya saya belabelain buat gak nengokin dokter di apotik 24 jam itu meski badan ini udah ngajakngajak kesana. itu makanya saya tetap memaksakan diri datang ke kantor dan gak beristirahat di kamar juga karena saya tahu saya pasti butuh makan sementara uang saya sudah menipis nih hehehehe. yah sedih deh jadi anak rantauan.

bolehkan kalau sekali ini saya pengen jadi alay dan lebay?

sakit itu gak enak jendral!! dan yang lebih bikin gak enaknya karena saya sendirian huhuhuhu

Monday, February 21, 2011

Take and Give?

Kemarin saya baca salah satu tulisannya okke sepatu merah dan saya tiba-tiba ngakak sendiri. Bukan, bukan karena saya merasa tersentil sama tulisannya. lebih karena saya ingat cerita saya sendiri dan beberapa orang teman. oke sebelum makin bingung saya mulai aja ya.

tulisannya sih sederhana soal apakah kalau kita masih dalam status pacar berhak atau engga, suka atau engga, yah yang semacamnyalah buat minta apaapa (baca: matrei) sama pasangan kita. oke sih cerita kalau dia termasuk yang ngerasa harom hukumnya. meski demikian dia bilang sih banyak juga cewe yang ngelakuinnya. As for me?

wait...saya harus merefresh dulu pikiran saya soal minta meminta ini. hmmmm.....kayaknya saya setuju deh sama si empunya tulisan. harom banget deh minta apaapa sama pasangan kita. tapi kalau saya ebih karena saya emang orang yang sangat gengsian hihihi.

saya ingat sama bekas (busyett saya mulai ketularan orang kantor nih yang gak boleh pake kata mantan hehehe) saya, sayagak pernah minta apaapa dari dia selama 13 tahun lebih kami samasama. iya beneran. hadiah ulatahpun saya gak pernah dapat. apalagi hadiah valentine (maklum bo kan orang lagi jatuh cinta). hadiah anniversary juga idem. singkatnya saya gak pernah minta apaapa dari mr jerk. gak barang gak apapun.

mungkin waktu itu saya sadar sepenuhnya kalau mr jerk bukanlah orang dengan ekonomi yang mumpuni buat ngasih apaapa sama saya yang jadi pasangan dia (saat itu). begitu juga saat dia sudah mulai bekerja. saya tetap mempertahankan ego saya buat gak minta apapun sama dia. yah waktu itu sih yang kepikiran mending dia simpen buat bantu ortu atao adiknya. walo kadang hasilnya uang itu dipakai buat ngutak ngatik motor atau keinginan dia buat ngutakngatik kompienya (itupun masih saya bantu juga nambalin kekurangannya).

bukan saya gak mau, tapi saya merasa saya masih bisa buat memnuhi kebutuhan saya (yang untungnya) gak banyak. saya bukan perempuan yang senang window shoping beli barangbarang yang nantinya bakal saya sesali sendiri. saya juga bukan perempuan yang hobi gontaganti gadget. kalau ada guilty pleasure saya hanyalah beli baju dan sepatu senam. cuman itu. tapi saya masih tau diri kok dengan berusaha ngumpulin dulu biar apa yang saya pengen bisa saya beli.

saya ingat mr jerk pernah membelikan saya kalung. ceritanya sih hadiah ultah saya. tapi ya gitu deh, kalung yang kami (saya juga ikut pas beli jadi no suprises) beli di toko asesoris di salah satu pusat perbelanjaan di bandung itu ternyata gak berumur lama ada di leher saya. saya yang selama ini merasa sebagai perempuan berkulit badak (saking tebel dan gak maslahnya) ternyata gak bisa memakainya. leher jadi gatelgatel dan berwarna merah. yah dengan terpaksa setelah dipaksakan buat terus dipakai, saya lepas juga kalung itu. eh tapi ini dia yang beliin loh bukan saya yang minta. banyak sih janji dia pada saya. misalnya nih dia janji buat ngasih saya motor matik buat saya jalanin kegiatan saya (mirisnya dibilang sama dia 2 minggu sebelum saya nemuin fotofoto mesra setengah telanjangnya dengan perempuan itu). ada lagi yang lainnya tapi sudahlah tutup buku.

intinya, saya gak pernah minta banyak sama dia. saya ingat yang selalu saya minta sama dia setiap saat selalu sama. saya mau dia dan saya makin sayang. saya mau kami baikbaik till death do us part. ahhh...manisnya. ternyata satusatunya permintaan saya sama dia malah gak pernah bisa dia kasih ke saya. hmmm....sakit? banget.

banyak temen yang bilang kalau saya setengah bego setengah dodol (woy bedanya apa ya?). bukannya kalau kita berpacaran harusnya ada saling memberi dan menerima? lalu kenapa tampaknya lebih banyak saya yang harus memberi? eh sumpah saya gak terima dibilang bodoh. saya berargumentasi bukannya kalau kita meminta berarti kita gak tulus? yang saya tahu cinta saya tulus buat dia dan keluarganya (gila nih bahasanya xixixi). itu makanya saya bersedia buat berada diurutan sekian kalau sudah menyangkut kasih mengasih dari dia.

"tapi ada hasilnya ga?"

sialan. iya sih. saya tetap aja diselingkuhin sama mr jerk.

habis mau gimana lagi? saya masih tetep perempuan yang egonya tinggi. gengsian.saya masih merasa kalau saya dikasih sesuatu berarti saya hutang sama yang ngasih itu. saya paling anti berhutang apalagi kalau hutang budi. udah banyak conto kejatuhan seseorang hanya karena hutang. baik yang gak mau membayar hutangnya atau yang ditagih hutangnya. jadi, bolehlah saya bilang saya gak berhutang pada mr jerk.

jadi kata kawan saya, pemberian itu --- kalau kau sedang sial--- bisa jadi senjata untuk meribetkan hubunganmu. Kalau kamu semacam orang yang malas ribet, ya jangan minta-minta.
tapi ada juga pendapat lain, ada beberapa yang mengatakan bahwa meminta sesuatu pada pacar tidak masalah, sekaligus untuk menguji sejauh apa pacar mau melakukan sesuatu untuk dirinya.

well, okay. bisa juga. Tapi, kalau saya sih, minta-minta sama pacar, tetap harom hukumnya. (beruntunglah kamu, wahai, pacar saya. *waves*)

Nah sekarang, gimana dengan anda, para Lajang?

One of the things about equality is not just that you be treated equally to a man, but that you treat yourself equally to the way you treat a man.
~Marlo Thoma

Why Does It Hurt So Bad?

Bagaimana mungkin bulan bisa merindukan matahari ketiak ia tak pernah punya kesempatan menyapanya penuh cinta?Bagimana mungkin ombak bisa merindukan Himalaya ketiak ia tak pernah punya kesempatan menuturkan harapan yang ia punya bagi mereka?Bagimana mungkin saya masih merasa begitu merindunya ketika hanya sakit yang bisa ia berikan pada saya?

Tak ingin lagi mengingat. Tak ingin lagi merasa. Tapi justru itu yang selalu ada.

Tolong, Tolong saya. Tinggalkan saya. Tolong. Tolong saya. jangan pernah datang lagi.Bahkan sekedar keinginan menatap dari kejauhan. Tak cukupkah perih yang kau tanam?. Tak cukupkah derita yang kau beri?

Saya berhak untuk bahagia dengan atau tanpa kamu.....

Tuesday, February 8, 2011

Anger Management

sepanjang ingatan saya, baru 1x saya meledakkan amarah dengan demikian dahsyatnya. jadi sejauh usia saya di kepala 3 ini bolehlah dibilang saya masih mampu mengelola amarah saya dengan baik. Biasanya kalau saya marah cukup dengan diam atau kalaupun tidak saya hanya akan menangis saja.

menangis sebetulnya jadi pilihan kalau marahnya saya bener-bener bikin saya sakit hati atau marahnya saya tidak cukup diatasi dengan diam. lainnya? saya lebih memilih buat diam kalau marah.

bukan apaapa. sya hanya takut kalau saya marah lalu saya mengatakan sesuatu yang tidak pada tempatnya. saya takut garagara terbawa emosi di jiwa saya bakalan mengucapkan sesuatu yang malah bakalan memperparah keadaan. sebut saja orang yang jadi sumber marah saya itu sakit hati lalu dia berbuat sesuatu yang lebih bodoh lagi. waaa alamat bakalan lebih kacau keadaan.

nah, soal marah besar yang sekali-kalinya saya ucapkan adalah saat saya marah besar sama mantan spv saya. seorang lakilaki banci yang gak pantes punya penis di tubuhnya. wajah, suara, seluruh badan saya marah pada kelakuannya. dan baru sekali itu saya sendiri sungguh takut pada diri saya sendiri. busyett ngeri banget ya yang namanya amarah itu? saya hampir tak ingat banyak detil kejadian. yang saya tau (ini juga cerita seorang teman yang kebetulan melihat saatsaat itu) wajah saya gak karuan. hilanglah sudah trade mark saya yang selalu tersenyum.

diam juga jadi pilihan bagi saya saat mr jerk dan pasangannya sekarang berbuat tidak senonoh pada saya. ah sudahlah saya tak mau mengingat dua orang berengsek macam mereka.

saya ingat dulu sekali saat saya masih pakai baju merah putih saya pernah 2 kali di panggil kepala sekolah garagara saya berantem. berantemnya saya ini juga karena saya marah. tapi berbeda dengan perempuan yang biasanya marah dan kemudian pabanyakbanyak ngomong, saya malah memilih sebaliknya. gak banyak ngomong tapi langsung: HAJAR!! huahahaha.

nah kemarin berhubung saya marah pada Tuhan dan pada ibu saya yang setengah waras, gak mungkin saya hajar. jadilah kemarahan saya yang sudah di ubunubun ini saya lampiaskan pada barang sekitar. salahnya yang saya pilih justru lemari jati tua. duarrrr tepok jidat deh hehehe. lesson learn nya sih bukan cuman sekedar jangan melampiskan amarah pada lemari nan kokok yang hanya akan membuat tangan sakit, tapi lebih pada bagimana caranya memange amarah. yup, anger management.

mungkin saya harus belajar lagi untuk yang satu ini.

tapi hari ini saya bingung melihat bagimana orang-orang dengan mudahnya menebar amarah mereka. tragedi cikeusik dengan matinya 4 orang warga ahmadiyah dan tragedi temanggung dengan pembakaran 2 gereja dan pengrusakan fasilitas publik. kalau saya saja yang pernah merasakan letupan kemarahan merasa begitu lelahnya, padahal saya cuman diam aja, gimana mereka ya?

benerbener ya amarah itu harus bisa dikendalikan. tak ada yang salah dengan perasaan marah. hey, itulah yang membuat manusia sebagai makhluk terkomplit yang diciptakan oleh Tuhan. tapi lain ceritanya kalau kemudian salah satu sifat fitrah yang diciptakan uhan itu malah sama sekali tidak bisa kita kendalikan. bukankah yang membedakan manusia dan hewan adalah kemampuan untuk berpikir dan mengontrol emosi? rasanya saya masih gak rela tuh kalau dibilang ada koneksian antara kita dan kera. biarpun ada berjuta-juta analisa secara ilmiah. ihh sorry ya, saya manusia yang punya akal dan bukan cuman punya rasa aja.

Monday, February 7, 2011

Hidup itu Ijon

Judul ini saya co-paste dari tulisan mantan bos. Agak geli membaca tulisannya tapi beneran saya juga (dan mungkin banyak orang lainnya) "ngerasanin" banget apa yang di tulis mantan bos saya itu.

Ceritanya sih apalagi sih selain keluh kesah seperti biasanya manusia dengan tingkat kebutuhan bermacam-macam? Yup, saya dan juga mantan bos (juga teman-teman sekantor lainnya-mungkin) termasuk orang yang merasakan kelonggaran pada pernafasan setiap kali kalender sudah menunjukkan angka 26. Bagaimana tidak? Itu berarti tengah malam nanti pundi rekening kami kembali terisi setelah berhari-hari diabiarkan kering tanpa ada sisa sedikitpun oleh si empunya. Tanggal segitu artinya hari bebas dari kantong kering, makan seadanya dan banyak lagi hehehe.

Selain rasa senang, ada juga rasa lain yang ikut. Apalagi sih selain rasa miris mengingat betapa dengan mudahnya rekening tabungan langsung kosong. Yup, secepat kilat angka-angka yang tadinya tertulis dengan sangat mengagumkannya itu berubah menjadi angka nol besar gara-gara beralih pada rekening oarang lain....bayar utang.

Beneran kan hidup adalah ijon?

Saya dan mantan bos ini memang punya kesamaan (selain tentunya perbedaan yang sering bikin kami ribut di kantor dulu). Sama-sama memiliki gaji diatas 10 koma yang artinya selepas tanggal 10 garis kehidupan kami berubah menjadi koma :(

Selepas minggu kedua (yang entah bagaimana kok nyampenya cepet banget), mulailah ketar ketir bagimana seharusnya meneruskan kehidupan.

Mungkin banyak orang yang menilai hidup saya jauuuuhh lebih menyenangkan. Bagaimana tidak, saya masih single dan belum punya tanggungan, ayah yang pensiunan Telkom dan beberapa kebutuhan semisal komunikasi maupun kesehatan sudah ditanggung kantor. Sayangnya sih apa yang dilihat orang belum tentu seperti kejadian sesungguhnya :(

Oke, saya memang belum berkeluarga tapi saya juga punya kewajiban untuk membantu keluarga. Dari mulai membayar si bibik di bandung, uang belanja di rumah sampai membeli beberapa kebutuhan si kecil Eping dan adiknya.Belum lagi kewajiban saya buat bayar kosan dan gak lupa dong jatah makan saya dan mr rius.

Ini sungguh bukanlah suatu penyesalan. Sungguh. Saya bersyukur pada apa yang Tuhan sudah beri pada saya selama ini. Saya selalu percaya semakin banyak yang kita keluarkan terutama buat keluarga dan yang membutuhkan, maka semakin besar pula Ia berikan pada kita. Bolehlah dibilang kalau mau lancar rejeki maka lancarkan juga memberinya. itu sebabnya saya tidak pernah menyesal mengeluarkan banyak sekali dari penghasilan saya buat kebutuhan keluarga. Walau seperti yang dibilang mantan bos saya dan mr rius, bahwa saya harus berpikir logis alias menghitung-hitung antara apa yang saya dapat dengan yang saya keluarkan. Entahlah, saya masih begitu keras kepalanya menganggap bahwa urusan rejeki ga ada kata logis huahahaha....

saya ingat saya dulu punya teori bahwa Tuhan entah bagaimana kalau sudah menetapkan kebutuhan seseorang sejumlah A maka sejumlah itu pulalah rejeki yang diberinya. Terlepas apakah itu berupa uang atau barang. terlepas juga apakah itu berasal dari penghasilan sendiri atau pemberian bahkan pinjaman dari orang. Apa yang kita dapat ya itulah rekeji kita.

Dulu seringkali saya heran-heran sendiri bagimana bisa saya bisa membiayai kehidupan saya sendiri (dan orang-orang di sekitar saya). Saya ingat bagaimana saya masih bisa menikmati beberapa makanan yang enak-enak di beberapa tempat makan di kota Bandung disaat saya sedang jobless. Di saat itu saya juga masih bisa memenuhi kebutuhan mr jerk. Dimulai dari kebutuhan makan sehari-harinya dulu sampai kebutuhan sandang dan tersier dia. Saya ingat dulu ketika masa kuliah, orang tua mr jerk hanya bisa memberikan ia uang bayaran sekolah, maka kebutuhan ia untuk makan dan transportasi somehow bisa saya penuhi. begitu pula saat adik-adiknya ga punya cukup bekal, saya masih bisa memberi mr jerk cukup uang buat bekal adik-adiknya.

Itu baru kebutuhan pokok. Belum lagi kebutuhan lainnya. Misalnya saat ia butuh sekali hp, saya masih bisa memberinya seperti apa yang iamaui. dan ini masih terus berlanjut bahkan saat ia sudah memiliki pekerjaan. Namun saat itu dengan penghasilannya yang tak seberapa itu, yang seringkali ia berikan semuanya pada saya untuk dikelola, saya harus putar otak untuk bisa mencukupi kebutuhannya. Bayar kosan, uang makan, jajan, rokok, transport, ngasih adik-adiknya, ngasih ke ortunya dan jangan lupa perjalanan sebulan sekali ke lembur. Belum lagi kalau salah satu dari mereka jatuh sakit. Sutralah, pengeluaran tiba-tiba banyak sekali. Seakan belum cukup, saat vepy ada beratus-ratus bahkan mungkin berjuta-juta uang harus saya keluarkan dari kocek untuk mendandani vepy biar nyaman untuk digunakan mr jerk. Fiuhhh....

Lihat, banyak sekalikan? Tapi entah bagimana Tuhan selalu bisa memberi saya lebih. Sampai hari inipun saya masih terpukau dengan banyaknya rejeki yang saya dapat yang entah darimana datangnya. Jujur, saya ridho juga memberi semua itu. Anggap sajalah sebagai sedekah.

itu juga yang membuat saya sekarang seringkali merasa "jengah" pada apa yang dilakukan mr rius dengan segala tindakan penghematannya. Hihihi somehow saya merasa bedanya tipis ya antara hemat dan pelit. Tapi saya gak bisa pungkiri saya belajar juga dari mr rius untuk mulai bisa menyisihkan uang (meski agak sulit).

Untungnya sih sampai saat ini saya masih merasa berkecukupan. Dalam artian saya gak perlu berlaku seperti mantan bos atau beberapa orang teman yang setiap tanggal 10 berlalu sudah sibuk kasak kusuk mencari pinjaman untuk menutupi kebutuhan, setidaknya sampai tanggal 26 tiba. Saya gak perlu mengandalkan para pengijon buat meneruskan kehidupan saya, meski kadang bingung juga kok ya pendapatan saya gak seimbang banget sih dengan pengeluaran, kalau diitung-itung di atas kertas.

kalau sudah begini inget juga sama nasihatnya Safir Senduk, "kalau tidak pernah cukup, jangan-jangan bukan karena anda boros, tapi gaji anda yang terlalu kecil"

Yihaaa pak....masa iya saya musti nuntut gaji yang lebih besar? HUHUHU sama impossiblenya dengan saya ngarepin SBY bakal dengan logowo mundur dari jabatannya sekarang kaleeeee. Saya hanya bisa berharap dan percaya kalau Allah tau apa yang saya butuhkan. Allah juga bakal ngasih saya rezeki yang lebih berlimpah dan berkah. saya juga hanya bisa berharap saya diberi Allah rasa cukup, karena hanya dengan rasa cukup itu saya gak bakalan nekat berbuat yang macam-macam demi memenuhi tuntutan kehidupan.

Nah kalau sudah begini, saya mamsih berani gak ya buat memimpikan berumah tangga dan mengadakan acara pernikahan? hueeee zaman sekarang gitu loh, semua-semua dihargai sangat tinggi dududududu

Wednesday, February 2, 2011

Ini Saya, mas!!!

Argggghhhhhhh.....benci rasanya kalau harus selalu disambungkan, dikaitkan dan apapun bahasanya pada sesuatu atau seseorang yang lain. Hey...saya ya saya. Don't mix it with everybody else!!

Kesal rasanya kalau segala yang terjadi di kehidupan saya (secara pribadi) dan mr rius harus selalu dikaitkan dengan orang lain. Iya saya tau katanya setiap orang itu katanya selalu punya bentuk 7 rupa yang sama di dunia ini. tapi ya udah cuman itu doang. Yang bagian lainnya engga!!

Saya ingat banget beberapa waktu lalu saya bertengkar hebat (walo lewat sms) dengan mr rius. Lebih karena saya yang kena PMS dan sifat andalan dia, DIAM. Saya gak ketemu dia selama kurang lebih 1 minggu. Wajar dong kalau kemudian saya geer dan berharap ketika tiba waktunya buat ketemu dia nyamperin saya?

Ternyata, di dago-dago Ledeng eh orangnya anteng aja  sms saya buat halhal gak penting model ngomongin cuaca dan gak sama sekali nyentil soal ketemu saya. Bilang kangen aja engga!!!

Oke, saya coba sabar. But hey, don't mess up with a lion!!

Singkat cerita kami bertengkar. Dan lucunya pertengkaran kami itu jadi gak nyambung karena kemudian yang dibahasnya adalah ketidakmampuan ia dalam menjaga keluarganya (ini sih versi dia). Bukan tentang kami. So i would say, it was out of topic!!!

Yang sedang saya permasalahkan adalah "dingin"nya dia. Bukan apa yang terjadi pada adiknya. Oke saya mengerti keadaannya yang sedang berduka. Tapi tolong dong jangan campur adukan masalahnya.

Dan hari ini kejadian lagi. Waktu saya cerita tentang nenek tercinta yang lagi sakit. Tentang permintaannya pada saya. Lagi-lagi kehidupan saya harus dilekatkan pada adiknya. Duhhh....

Saya dulu sempat berpikir kalau mr rius memilih bersama saya lebih karena ia kehilangan adik kesayangannya yang (akhirnya) memutuskan buat punya lakilaki lain buat bergantung. Tidak lagi pada dia yang lebih dari seperempat abad dijadikan tempat bergantung sang adik. Sekarang pikiran itu ada lagi. Fiuhhh.....

Kalau dia tak pernah mau disamasamain dengan orang lain, begitu juga saya. Saya sayang sama adik dan keluarganya. Tapi jujur saya juga gak bisa harus terus hidup di bawah bayang-bayang adiknya. Karena seperti yang saya bilang: "Ini saya, Mas. Dan bukan adikmu!

How to Destroy Your Relationships

I’m a fairly young boy, but even so, I’ve come to realize that relationships are great teachers when both parties are aware and open-minded. We all need quality relationships in our life. We need people that know and understand us.

I am not just talking about romantic relationships, but any relationship. The expectations, beliefs and values of all parties involved makes it volatile and interesting. Relationships can blossom one day and go down in flames the next.

You can see this happening all around you. Some couples seem happy while others are not. What is it that separates working relationships from the ones that don’t work at all? No one really knows for sure and it will be different from case to case, but there will always be theories, and oh how we love theories!

Here are six different ways you can destroy your relationships (if you choose to):
  1. Attachment
    Even though relationships in and of themselves are about attachment, it is better to release it as much as possible. Being overly attached is being fearful. It signifies that you believe in scarcity. It’s easy to cling to someone when you think that you’ll never find another partner or friend as good as them. This is something that everyone goes through, but ultimately we all realize that it isn’t true. Every relationship will sooner or later pass and new ones will develop. That is the river of life. A big misconception is that love equals permanent attachment. You can love without being needy or attached.
  2. Control
    Attachment leads to control. Control is one of the biggest relationship breakers for me and I’ve become aware of the slightest amount of control exerted on me. It’s a deal breaker. Control comes in many forms, ranging from minor manipulation to exaggerated violence. Just look at how most romantic relationships start, they begin good because both parties are having fun, but as the relationship progresses and the initial infatuations vanish, fear enters the picture and bad stuff happens.
  3. Expectations
    Being disappointed is impossible without expectations. Take a hard, deep look at what you’re expecting to get out of each relationship you have. Sometimes adjusting your expectations can significantly change your relationship for the better. Clinging to old expectations that do not fit reality will completely destroy a relationship.
  4. Selfishness
    It’s easy to fall into selfishness and laziness in both relationships and personal development. It takes discipline to keep going and being aware of what the other person really wants. Sometimes you have to do things you don’t really want to do, but you can inject joy into a task like this simply by focusing on how good someone else will feel. Serving others naturally feels good. We’re meant to help and love, as cliché as that sounds. Volunteer and I’ll guarantee you that you’ll feel better afterward. Life is more about giving than getting. Apply giving into you relationships and you’ll see that when you give, the other person is more likely to give as well.
  5. Non-Growth
    A relationship where one part is on the path of growth and the other is on the path of sloth is a recipe for disaster. Sooner or later one person will start to outgrow the other, at which point the one lagging behind will start to feel uncomfortable because something is going on signaling that they aren’t enough anymore. This is why so many people that start growing face so much resistance. If you grow, then that means something is wrong with the people that practice non-growth.
  6. Different Values
    Relationships can thrive without having the same values. I’m not saying that it can’t. What I’ve seen in my own life is that people that do not have the same big values or goals as I do tend to fall away. It all depends on what values are different. Companionship is a lot easier when both people have the same values.
Remember, it’s okay to move on. Sometimes relationships don’t work out. There’s no need to keep going when it doesn’t feel right. We’ve been raised to believe that we have to stay married or together to one person as long as possible, because that’s the way things are meant to be, right?

There are no rules that bind you down, only the ones you make for yourself. Attracting the right people into your life is a key ingredient in making your relationships work. It’s not just about finding random people and making friends, it’s about finding the right people.


http://www.dumblittleman.com/2010/01/how-to-destroy-your-relationships.html 

The One

"Wait for the person who pursues you, the one who will make an ordinary moment seem magical, the kind of person who brings out the best in you and makes you want to be a better person. Wait for the person who will be your best friend, the only person who will drop everything to be with you at any time no matter what the circumstances, for the person who makes you smile like no one else and when they smile you know they need you. Wait for the person who wants to show you off to the world when you are in sweats and a t-shirt, but appreciates it when you get dressed up for them. And most of all wait for the person who will put you at the center of their universe, because that’s where you belong. -Henzel”

Tuesday, February 1, 2011

Freak Out

Hari ini ketakutan saya tiba-tiba muncul lagi. Ketakutan soal masa depan hubungan saya dan mr rius. Iya, saya memang kerap kali memanggilnya mr rius. Lebih buat menunjukkan bagaimana dia dulu saat kami belum jalan bersama. But that would be another story.

cerita kali ini lebih pada ketakutan saya dan mungkin banyak orang bakalan menertawakan ketakutan saya ini. Tapi sungguh saya benar-benar merasa ketakutan itu tepat dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Ceritanya berawal dari Vypress yang disebarkan bos saya soal seorang perempuan (tampaknya dia penulis buku) yang mengumumkan perceraiannya dengan sang suami di Twitter. Bukan cuman pengumuman perceraiannya itu saja yang ia tulis, tapi ia juga menuliskan alamat blognya.

Intinya sih di blognya dia bilang pernikahan itu dengan sangat terpaksa harus diakhiri. Meski tak mengatakan siapa yang salah, dia hanya bilang semua hal yang mungkin jadi alasan sebuah perceraian berlaku pada pernikahannya. She said sh**t do happens in her marriage life. Di blognya juga ia bilang kalau ia gak akan menutup blognya lain. Sebuah blog yang ia buat (kalau bahasanya sih) mengingatkan saat-saat mereka saling mencinta satu sama lain dengan sangat.

Wow, saya suprise banget baca isi blog satunya. Them, they really are perfect couple. DAMN!!!

Blog itu cerita perjalanan pernikahan mereka. Mereka menikah Desember 2008. Dengan banyak kenangan yang ada. Membacanya membuat saya merasa bahagia dan sesaat kemudian tersadar semua itu berakhir. And...that really makes me freak out.(http://www.salsabeela.com/2011/02/01/its-over/ )

How come with love so perfect like them turns to be a sad ending? What went wrong? What about mine? What about my relationship with Mr Rius?

Di blognya  (http://unwinged.salsabeela.com ) mba itu cerita tentang pernikahan mereka. Ya, memang dia dan suaminya bagaikan langit dan bumi dengan perbedaan yang mereka miliki. Tapi itu hanyalah bumbu dari pernikahan mereka. Di salah satu postingannya ia bercerita bagimana sang suami memperlakukannya saat ia pulang kantor dalam keadaan kehujanan dan kedinginan. Atau bagaimana ia dan sauami selalu berbeda pendapat soal ac di kamar. You wouldn't imagine bad things will happens.

pertanyaan itu membawa saya pada ketakutan akan masa depan hubungan saya dan Mr Rius. Kami bukanlah pasangan yang sempurna. Mengutip kalimatnya, hampir tiap minggu saya menginginkan kami berpisah. Either karena saya terbawa suasana saat PMS atau saat saya waras. Bukan. Bukan karena saya tak mencintanya. Sungguh, saya mencintai Mr Rius lebih dari sekedar kata so much. Tapi saya juga (dengan berat hati) harus mengakui kami seringkali berbeda jalan.

Mr Rius seringkali mengatakan bahwa mungkin ia tak seperti harapan saya atau keinginan saya, jujur saya bisa bilang kalau saat saya menerima ia sebagai pasangan saya, tak ada keinginan apapun untuk mengubah ia. Saya sudah jatuh hati pada kegigihannya, saya sudah jatuh hati pada sikap dan sifatnya, saya juga sudah mencinta ia apapun jadinya ia. Iya saya rasakan pasti kalau ia sudah berubah banyak dari saat kami memulai ini bersama. Perubahan yang saya tak bisa menentukan apakah baik atau tidak. Yang jelas saya bisa bilang hingga hari ini saya masih sangat jatuh hati dan mencintanya sama sperti saat pertama kali ia mencium saya saat itu di ruang tamu rumah orang tua saya.

Bukan pula saya tak ingin mengerti mengapa hingga saat ini ia tak kunjung datang meminta saya pada orang tua saya. Saya paham banget dengan keadaannya. Dengan apa yang menderanya setelah ia kehilangan adik tercintanya. Mungkin jika itu saya, sayapun akan merasakan hal yang sama. Namun yang saya tak pahami adalah ia tak pernah dengan jelas mengatakan apa yang ada di pikirannya. Bagi saya ia masih semisterius dulu saat kami belum bersama.

Bukannya tanpa usaha saya mencoba mengeluarkan ia dari dunianya, tapi tampaknya setiap satu tembok runtuh maka ada tembok lain yang dibangunnya. begitu seterusnya. Hingga kemudian saya merasa terlalu lelah. Sungguh, saya begitu merasa takutnya menatap masa depan hubungan kami. Would there will be still us or just him and me?

Cinta yang begitu sempurna empunya blog itu saja bisa hilang bagaimana dengan kami?

saya begitu takut karena saya tak mau lagi merasakan hari-hari panjang sendirian. Saya juga sudah sangat bergantung padanya. Dia adalah teman berbincang terbaik bagi saya saat ini. Saya sangat menikmati setiap saat menunggu ia pulang dari kantor, menyiapkan pakaiannya, sarapannya dan segala macamnya (bukan karena ia manja tapi lebih saya yang ingin menikmati menjadi pasangannya). Saya juga menikmati setiap saat untuk memasak buatnya (meski mr rius sering bilang repot amat masak). Intinya, saya menikmati saat bersamanya. Itu sebabnya saya takut jika ternyata apa yang saya impikan (sejak saya mulai menyadari saya jatuh cinta padanya) tidak tercapai. Saya hanya ingin hidup bahagia bersama mr rius. Membentuk keluarga kami sendiri. Bisa menjadi orang pertama dan terakhir yang ia lihat di setiap harinya.

Tapi sungguh saya juga takut. Takut sekali.Can somebody help me?