Showing posts with label baby. Show all posts
Showing posts with label baby. Show all posts

Sunday, June 8, 2014

Tian, You Had Me At Hello!

Bahagia. Kata itulah yang selama dua tahun ini menghiasi dang melengkapi kehidupan saya dan mr rius. Sejak kehadiran Tian dalam hidup kami, rasanya segalanya menjadi begitu indah dan membahagiakan. Oh iya, pasti ada juga dong masa-masa bete, kurang tidur ataupun masa-masa susah lainnya. Tapi ya semua itu gak ada artinya kalau melihat apa yang kami miliki saat ini bersama Tian.

===================================================
You had me at Hello. Itu kalimat yang paling bisa menggambarkan perasaan saya pada Tian. Sejak pertama kali melihatnyaa di layar monitor USG DSOG, saya langsung jatuh cinta padanya. Meskipun saat itu usia kandungan saya baru 1 bulan dan Tian masih terlihat hanya kantung saja belum berbentuk. Tapi mendengar detakan kehidupan dari rahim saya membuat saya langsung merasa dia selalu dekat dan ada buat saya. Dan itulah yang memang terasa.

Kehamilan Tian di trisemester pertama memang bukanlah hal yang mudah. Saya ngalamain apa yang disebut hyperemesis. Dan itu membuat saya justru kehilangan berat badan sampai 8 kg di awal kehamilan. Muntah dan mual disepanjang waktu jadi keseharian saya. Malahan di bulan pertama saya sampai diultimatum dokter untuk masuk RS karena tak ada sedikitpun makanan yang bisa masuk ke perut saya. Boro-boro masuk. Baru nyampe tenggorokan saja sudah langsung keluar lagi.

Banyak cara saya lakukan untuk membuat makanan berjaya samapai di usus. Mulai dari gak akan pedes sama sekali, minum wedang jahe, menghirup minyak kayu putih samapai menutup rapat-rapat kamar agar bau makanan tidak samapai di hidung saya. Hahahaha.....alhamdulillah sukses gagalnya. Bukan hanya gak bisa makan, melihat makanan saja bikin saya muntah. Padahal hanya di tayangan TV. Seolah-olah bau masakannya tercium sampai di hidung saya. Hadeuhhh....

Obat anti mual dari dokterpun gak mujarab. Meskipun saya suda bergenti-ganti merek obat dengan dosis yang katanya terus ditinggikan. Gak ngaruh.

Awalnya saya yakin ini semua bakalan selesai di trisemester pertama saja. Tapiiiii....sukses tuh berlanjut sampai saat saya mau melahirkan hahahahahaha. Hanya saja keadaan jauh lebih bisa saya kontrol ketimbang di bulan-bulan pertama.

Keberhasilan saya mengendalikan keinginan memuntahkan semua makanan yang masuk sebetulnya seiring sejalan dengan perkenalan saya pada Getle Birth. Perkenalan yang juga secara tidak sengaja terjadi.

Saat itu saya iseng browsing soal melahirkan. Dan saya nemu soal water birth. Cari punya cari saya nemu tuh kalau di Bandung ada jga ternyata yang melayani melahirkan di air ini. Berbekal baca di laman facebook milik provider yang melayani water birth inilah saya meemukan istilah baru. Gentle Birth. Perkenalanpun saya lanjutkan lebih dala dengan membaca tulisannya mas Reza Gunawan dan Dewi Lestari.

Membaca tulisan mereka itu membuat saya menangis. Rasanya kok bahagia banget ya? Rasanya kok indah banget ya?

Sayapun makin rajin membaca soal Gentle Birth. Meskipun banyak temen yang bilang hamil sayakan masih muda kok udah baca soal melahirkannya? Hey...bukannya kalau hamil ujungnya di melahirkan juga?Jadi rasanya sih gak salah. Lagian kemudian saya menemukan banyak hal kalau ternyata Gentle Birth gak melulu soal melahirkannya. Konsep inikan harus dimulai sejak awal. Sejak "mau bikin" malah harusnya hehehehe. Meskipun merasa agak terlambat, tapi saya merasa masih punya banyak kesempatan buat mengejar ketertinggalan soal Gentle Birth ini.

Langkah berikutnya setelah encari banyak referensi soal Gentle Birth adalah mengajak suami saya terutama buat tahu apa dan bagaimana Gentle Birth itu. Mulailah saya mengcopykan banyak bacaan buat Mr. Rius. Mengajaknya berdiskusi hingga mengajaknya ke seminar Gntle Birth yang waktu diadakan di Bandung oleh provider Water Birth yang saya ceritakan di awal tadi. Disanalah saya mulai mengenal Mbak Dyah Pratitasari. Saya juga ketemu sama bidan Tantri dan Bidan Okke. Senangnya bisa belajar banyak hal.

Seiring berjalanya waktu, saya mulai aktif membaca bukunya Bidan Yessie, laman Bidan Kita sampai ikut seminar di Rs Bunda. Saya, Mr Rius dan seorang teman yang hamilnya berengan jadi rajin belajar untuk mempersiapkan yang terbaik buat buah hati kami.

Gentle Birt membuat saya memahami apa maunya "Utun" di perut saya. Saya jadi tahu apa yang dia pengen makan da apa yang tidak. Dengen begitu frekuensi muntah saya jadi berkurang meskipun masih tetap muntah ya hahahaha. Saya juga masih bisa menghadapi dengan tenang situasi ketika air ketuban saya tiba-tiba rembes di bulan ke-8. Padahal saat itu saya hanya tinggal seorang diri di kamar kosan. Oh ya selama hamil saya tinggal sendiria di Jakarta karena Mr Rius tinggal di Bandung. Gentle Birth juga membuat saya "berdamai" dengan keadaan da rasa marah saya pada Tuhan, mamah dan keadaan. Maklum, ini kehamilan pertama saya dan saat itu mamah sudah semakin parah terserang dimentia. Dimentia yang diidap mamah ini membuat mamah tak lagi mampu mendampingi anak-anaknya. Jangankan mendampingi, mengingat anak-anaknyapun sudah tak bisa. Saya baru menyadari kemudian, sebagian emesis saya justru diakibatkan dari rasa amarah saya yang begitu besar pada keadaan ini.

Setiap kali periksa kandungan rasanya iriiiii sekali elihat orang lain yang datang ditemani oleh orang tuanya terutama ibu. Sementara saya? cukup diantar Mr Rius. Eh segitu juga Alhamdulillah ya, masih punya suami siaga hihihihi.

Sampailahsaya di minggu 39 dan utun masih belum enunjukkan tanda-tanda mau ketemu. Cemas? Pastilah. Sementara teman sekantor yang hamilnya berengan malah udah brojol duluan. Saya juga tinggal sendirian di Jakarta jauh dari keluarga dan suami. Akhirnya di minggu ini saya memutuska mengambil cuti melahirkan dan mengemasi segala barang-barang untuk pulang ke Bandung.

Bingung, cemas, takut. Wahhh semua jadi satu deh di masa-masa penantian ini. Berenang, jalan pagi, makan durian, makan rujak ekstra pedas sampai sibuk berbelly dance jadi menu utama selama cuti. Tak ada tanda-tanda utun mau ketemu saya.Ahh rupanya kesabaran saya diuji lagi nih.

Lucunya, saya pernah membujuk Utun buat lahiran di tanggal 6 Juni. Saya pengen banget Utun lahir sama dengan Presiden pertama RI. Tanggal 5 Juni waktnya saya kontrol ke Bidan Okke. Oh ya, sejak hamil minggu ke 37 saya berhenti ketemu DSOG dan saya rajin ketemu bidan. Luunya, saat mau menentukan kira-kira dimana ya saya akan ketemuan dengan Utun, saya dan Mr Rius mendatangi hingga 5 bidan dan 3 Rs Bersalin hahahahahaha. Eh itukan sesuai dengan petunjuk di Gentel Birth. Wawancarai dulu provider anda, cari tahu bagaimaa nanti pelaksanaan hari H nya. Ini juga kami lakukan sesuai dengan Birth Plan yang kami buat. Artinya meskipun kami sudah memilih untuk dibantu Bidan Okke, tapi kalau kenyataannya kami gak jodoh dengan bidan Okke, ya kami harus siap dengan rencana lainnya. Soal Birth Plan juga sudah kami susun dengan mereka yang kami pilih buat membantu kelahiran utun. Termasuk jika ternyata saya harus dioperasi.

Saat kontrol tanggal 4 Juni itu, sambil menunggu waktu kontrol, saya dan Mr Rius naik motor hingga ke Lembang. Huahahahaha ibu hamil tuasenangnya motor-motoran. Gak mual? Di jalan sih enggak. Tapi begitu sampai, ya langsung muntah xixixixi. Begitu samapai dan kami mau sholat, Bidan telepn fan bilang sudah bisa kontrol. Jadilah begitu samapai Lembang kami balik lagi naik motor ke Dago buat kontrol bidan. Ckckkckck......ibu hamil yang aneh.

Namun rupanya masi belum ada tanda bukaan sama sekali. Sedih? Iya dong

Sayapun sadar kemudian dan minta maaf sama utun. Saya yakin utun akan memilih sendiri waktu yang tepat buat ketemuan. Oh ya sedari awal saya sudah pernah bilang sama utun buat kasih tanda kalau mau lahiran. Misalnya nendang saya 3x dan saya bakalan pp ke kamar mandi. Tapi gak tau kenapa kok saya malah lupa ya sama hal ini?

Tanggal 6 Juni, sore hari, saya sengaja jalan kaki ke mini market dekat kompleks rumah. Berjalan kaki tentunya. Perjalanan sejauh 5km itu saya isi dengan ngobrol bareng utun. Biar ah dianggap gak waras karena ngobrol sendiri, yang penting bonding kami kuat hahahaha. Malam harinya hujan turun dengan deras dan membuat harus Mr Rius tidur di rumah orang tuanya sementara saya tidur di rumah orang tua saya. Sepanjang malam saya gak bisa tidur. Bolak balik ke kamar mandi. Pengen BAB. Herannya kok keluarnya cuman sedikit-sedikit ya? Padahal mulesnya banget. Jam 2 pagi tanggal 7 Juni saya baru sadar. Alamak janga-jangan ini tanda-tanda cinta dari Utun. Soalnya, sore hari saya juga sempet nemuin flek di celana meski hanya sedikit sekali. Saat itu saya abaika saja pertanda itu. Sayapun telepon Mr Rius dan bilang kayaknya besok musti ketemu bidan lagi deh. Mulas dan ada flek.

Pagi hari Mr Rius datang. Dan mulasnya makin menjadi. Siang hari saat kontrol ternyata benar, saya sudah bukaa 2. Ahhh senangnya. Meskipun sadarbelum tentu juga bisa ketemu epat. Tapi saya optimis segera ketemu Utun.

Sambil menunggu waktu, saya dan Mr Rius denga diantar teteh dan suaminya serta ponakan jalan-jalan sepanjang Pasteur hingga Antapani Bandung. Tadinya mau pulang dulu tapi rupanya Gelombang cinta Utun makin besar dan teteh menyarankan buat menunggu di tempat bidan aja. Jadilah saya sudah mondok dari ja 4 sore di tempat bersalin. Dan sudah bukaan 4.

Dengan kamar bersalin yang cukup cozy, didampingi keluarga bahkan ponakan yang baru berumur 1,5 tahun saya menyambut waktu kedatangan utun. Di tengah gelombang cinta yang makin terasa, saya masih sempat tertidur. Sakit? Hemmm iya sih tapi bidan dan mr rius terus mengingatkan buat nafas dan tenang. Mungkin karena ada musik pegiring dari Richard Clayderman dan The Beatles, rasa sakitnya menjadi jauhhh berkurang. Rupanya utun juga gak sabar ketemu ambunya. Maka bukaan komplitpun sudah terjadi pas jam 12 malam. Kira-kira sih bukaan yang saya alami terjadi setiap sejam.Crowning pertama utun saya melihat rambutnya yang lebat dan hitam. Haduhhhh jadi gak sabar xixixixixixi.

Lucunya pas bukaannya komplit, saya malaham enggak pengen lagi tuh buat mengejan hehehehe. Sampai kemudian akhirnya tepat pukul 00.30 pagi tanggal 8 Juni 2012 utun pun meluncur dan lansung di simpan di dada dan dekapan saya.

Hai handsome. It's mom. Ini Ambu sayang dan itu Abi.
Tian sesaat setelah dilahirkan


Senang, lelah, bahagia dan semuaaaaaa rasa tumplek jadi satu. Saking sibuknya memandangi tian dan memulai proses IMD, saya samapai gak ngerasain waktu bidan harus menjahit. Iya, saya masih harus dijahit juga meski hanya 2 gak gak terlalu panjang. Tak mengapa lah yang penting Tian lahir dengan sehat dan selamat.

Utun lahir pada saat pila Eropa dimulai. Itu sebabnya kami memberinya nama Bastian. Yah sedikit seperti Bastian Schweinsteiger, pemai bola asal Jerman.

Kami memilih proses burning cod saat melepaskan Tian dari kakak plasenta. Proses burning dilakukan setelah 10 jam kelahiran Tian.
kakak plasenta


===========================================

Saya tahu banyak hal yang tidak sempurna dari proses kelahira Tian kalau dilihat dari metoda Gentle Birth. Saya masih mengejan, saya juga masih mengalami sobekan. Tapiii itu suda cukup. Gentle Birth bagi saya membuat saya memahmi apa arti tanda-tanda yang diberikan oleh tubuh saya. Apakah ia menolak atau menginginkan sesuatu.Gentle Birth juga membuat saya jauh lebi bersabar. Dan sungguh ilmu itu terpakai samapai saat ini. Meski terkadang saya kesal dan marah pada Tian, namun saya segera sadar kalau pasti ada sesuatu yang mungkin diinginkan Tian yang saya gak mengerti. Gentele Birth membuat saya mampu memahami, meski gak selalu, apa mau Tian.

Saya ingat, saat pulang dari tempat bersalin, 52 jam setelah kelahirannya, Tian menangis terus. Disusui gak mau. Digendong tetap menangis. Sayapun panik. Semua keluarga yang saat itu menengok ke rumah mengajukan pemikiran mereka masing-masing. Ahhhh riweuh bin ribet deh semua. Samapai pusing dan membuat saya down. Sayapun menangis. Haduhhh baby blues nih pikiran saya. Tapi saya ingat kemudian hal yang biasa saya lakukan saat hamil setiap kali saya mual dan muntah hebat, ngobrol dengan Tian.

Pintu kamar saya kunci. Mr Rius saya minta menggendong Tin. Saya diam sesaat. Menghela nafas panjang. Mengubah pikiran positif menjadi negatif. Saya setel lagu yang biasa saya dengarkan saat melakukan relaksasi dan ngobrol dengan Tian. Tianpun saya gendong kembali. "Ade Tian sayang, maafkan ambu ya nak. Ambu enggak ngerti maunya ade apa samapai ade menangis begini. Ambu sayang sekali sama ade. Ini pertama kalinya ambu jadi ibu. Ade juga pertama kalinyakan jadi anak dan lahir ke dunia? Nah gimana kalau kita sama-sama belajar? Ambu belajar ngerti apa maunya ade dan ade belajar mengerti ambu yang masih kaku. Yuk sayang. Bisakan? Pelan-pelan ya kasih tahu ambu apa maunya ade."

Ajaib, tangis Tian pun reda. Saya bisa menyusui Tian kembali. Baru beberapa menit kemudian saya sadar ternyata Tian gak suka dengan puting kiri saya. Rupanya puting kiri saya kurang panjang dan enak di lidahnya dibandingkan yang kanan. Sayapun tidak memaksakan Tian menyusu dari Pd Kiri. Untuk bisa menyusui denga PD Kiri, setiap kali hendak menyusui saya harus memompa dulu putingnya hingga lebih berbentuk seperti puting PD Kanan.Kemampuan membaca apa yang diinginkan bayi inilah hasil nyata Getle Birth bagi saya.

Oh ya, saya ingat saat seminar Gentle Birth di Bandung, ada seorang ibu yang bertanya apakah benar bayi Gentle Birth itu gak bikin ibu bapaknya begadang? Saat itu mbak Prita bilang, iya.Entah gimana kok saat itu saya merasa kita sebagai orang tua kok egois ya hahahaha. Kesannya pengen enaknya aja sampai gak mau juga kebagian begadang. Padahal dede bayikan punya jam biologisnya sendiri yang gak bisa diatur semaunya sama orang tuanya? Atau barangkali baby punya keinginan yang gak dimengerti oleh orang tuanya.

Saya paham bahwa proses kelahiran Tian masih jauh dari Gentle Birth. Tapi bagi saya, Gentle Birth sudah mengajarkan saya untuk lebih bisa paham bagimana menghadapi kehamilan, proses melahirkan dan sesudahnya. Tian kini sudah tumbuh besar. Meski tubuhnya tidak gemuk bahkan cenderung kurus, Tian sanagat aktif dan cerdas. Dia sudah bisa berjalan di umur 9 bulan. Hafal lebih dari 20 lagu-lagu anak dan surat Al Fatihah di usia 22 bulan dan yang jelas yang mebuat saya bangga adalah Tian selalu bisa menghibur saya di kala saya sedih. Beberapa kali saat setelah sholat saya menangis, Tian langsung memeluk dan mengelus punggung saya. Ahhhh terima kasih Tuhan. Malaikat mu suda turun di rumah kami.




Saturday, December 8, 2012

Meet My Lovely Tian!!

It's been 6 month. And how it feels? Being a mother? Wonderful. Ajaib. Alhamdulillah.

Yeah, benar. Saya cuma bisa punya kata-kata itu saja untuk bisa menggambarkan rasa yang ada di hati saya kalau saya ditanya "gimana rasanya jadi ibu?"

Selama 6 bulan  ini setiap hari terutama saat malam-saat saya hendak menutup mata- dan melihat tepat di dada saya sedang tertidur dengan pulasnya laki-laki kecil yang selama 9 bulan saya panggil utun.

It feels so amazing!
Saya enggak pernah menyangka bisa memiliki si kecil ini terutama di usia saya yang sudah enggak muda lagi. Melihatnya tertawa, menangis, bermanja-manja pada saya dan bapaknya dan juga melihatnya tumbuh jadi keajaiban Tuhan yang enggak pernah lepas saya syukuri.

Bukan jalan mudah bagi saya buat mengasuh utun yang kemudian saya namai Bastian Krisnatama Pradipta--Pemimpin dengan jiwa layaknya dewa Krishna dan manusia pilihan.

Sejak Tian-nama panggilan jagoan saya itu--lahir praktis saya sendiri yang memegangnya. Memandikan, mengganti popok, menyusui, hingga membereskan semua keperluannya.

Saya tidak memungkiri kebaradaan mr rius, ayah saya, kakak perempuan saya hingga eping. Mereka benar-benar sudah membantu saya banyak buat mengasuh Tian.Tapi semuanya tetap saya yang pegang. Itu sebabnya saya merasa benar2 terganggu ketika ibu mertua saya terus memaksa untuk memberi Tian makan saat usianya sudah masuk 4 bulan. Atau juga jadi merasa begitu hancur lebur saat dokter sempat mengatakan kalau Tian gagal tumbuh.

Duarrrr......kiamat rasanya. Sungguh. Dan makin enggak membantu saat mr rius bukannya memberi saya dukungan malah seperti turut menghakimi saya. Sumpah. rasanya hancur hati saya. saya memang mati2an buat menyusui Tian secara ekslusif selama 6 bulan. Saya mau kewajiban saya sebagai ibu terpenuhi buat. Dan ketika Tian dibilang gagal tumbuh rasanya oh no......mau mati banget.

Air susu yang dengan susah payah saya hasilkan di tengah ke galauan hati saya ternyata dianggap tak mampu memenuhi kebutuhan gizi Tian. Air susu yang dengan susah payah saya keluarkan di tengah segala keterbatasan ekonomi keluarga, dianggap tak bagus untuk buah hati saya.

Tapi sumpah. Saya bertekad untuk terus menyusui Tian.

Sesakit apapun hati saya. Selelah apapun tubuh saya. Sesedih apapun jiwa saya. Saya engak peduli. Saya yakin air susu sayalah gizi terbaik buat Tian.

Setiap hari saya selalu bilang "Payudara, ayo kita hasilkan susu yang banyak buat Tian. Insya Allah kita bakalan bisa memenuhi haknya Tian sampai ia berusia 2 tahun." Dan alhamdulillah itu yang membuat saya tetap kuat bertahan.

Syukurlah saya bisa melalui 6 bulan krusial di hidup Tian. Kini Tian tumbuh dengan sangat baik. Beratnya memang tidak terlalu besar. Tian enggak gendut. Tapi dia lincah bukan main. Di usia 5 bulan dia sudah bisa duduk. Di usia dia 6 bulan dia sudah mulai merangkak. Dan kini dia sok jago sedang belajar jalan. Hahahahaha kecepatan tuh de hihihi.....

Tian juga sudah mengenal namanya sendiri. Sehingga dia tahu persis kalau dirinya yang sedang dipanggil. Rasa ingin tahunya juga besar sekali. Setiap kalai saya dan mr rius sedang ngobrol, maka Tian akan dengan sangat serius memperhatikan obrolan kami. Ahhh sungguh enggak akan ada habisnya ngobrolin soal bagaimana Tian.

Saya enggak bisa minta lebih lagi sama Tuhan. So if you ask me, do i feel happy? Absolutetly!! I'm happy being a mother. Thanks God.....

Tian sesaat setelah lahir dan di tarus di atas perut saya. Proses IMD pun dimulai.



MPASI Tian dengan sukses bersama pisang made in Mang Asep


Isn't he so adorable?

Gak mirip blassss sama ambunya


Friday, May 4, 2012

ketika cinta tian menyapa (part 1)

sebel, kaget, bingung, sedih dan sekaligus senang.

semua saya rasakan saat tahu saya hamil. gimana tidak sebel. saya merasa bulan madu bersama suami aja belum kesampaian, sudah harus ada "pengganggu" dalam kehidupan kami. maklum saya dan suami tidak lama pacaran. setelah menikahpun kami tidak sempat mengambil bulan madu karena suami saya orang yang sangat "rajin" bekerja hingga ia hanya mengambil cuti nikah selama 4 hari saja. bingung karena saya merasa saya dan suami belum siap untuk punya anak. kami baru menikah selama 2 bulan.kami belum punya bekal yang cukup buat meniti jalan punya momongan. kami tidak punya tabungan yang pastinya dibutuhkan buat membiayai dari mulai periksa rutin bulanan hingga nanti melahirkan. wuaaaa kebayang berapa uang yang harus kami habiskan. kaget karena nggak nyangka bisa hamil secepat itu. sahabat2 dekat yang sudah menikah lebih dulu saja masih belum isi. saya hanya butuh 2x mens malah langsung hamil. sedih karena suami saya baru saja melepas kerjaannya di suatu radio swasta. dan saya baru saja menjalani tinggal di jakarta seorang diri. kok rasanya gimana ya hamil tapi enggak ditemani suami dan keluarga. tapi saya juga senang. rasanya saya sudah komplit jadi perempuan dan istri dengan mempersembahkan buah hati untuk suami. senang juga karena jujur saya suka dan mengidamkan sekali bisa punya menggendong anak saya sendiri yang terlahir dari rahim saya sendiri.

********
 28 September 2011

Ini hari ke-2 saya harus meliput kegiatan konferensi anak sedunia tentang lingkungan TUNZA, di Sabuga Bandung. Saya sih senang aja bisa liputan di Bandung. Sekalian bisa ketemu suami dan orang-orang rumah hihihi. Maklum selama tinggal di Jakarta saya cuma sendirian saja. Biarpun belum bisa pulang ke rumah tapi suami bisa nemenin di hotel hihihi. Bukan memanfaatkan keadaan tapi daripada mubazirkan? xixixixi. Anggap aja kami sedang bulan madu. Yup, kami memang tidak sempat bulan madu. 4 hari setelah kami menikah suami saya kembali lagi bertugas di kantornya (saat itu masih di Jakarta). Malam itu entah kenapa saya tia-tiba begitu saja ingin membicarakan soal anak pada suami.
"mas, kalau kita enggak bisa punya anak gak apa-apa ya?"
"lho emang kenapa? kan kasihan ochienya. ukannya pengen punya anak?"
"pengen sih tapi kalau memang enggak dikasih juga enggak apa2. kita masih punya anak2 yang lain yang bisa kita besarkan dan jadi tanggung jawab kita. mba esha (adik suami saya yang sudah menjanda karena suaminya meninggal-red) punya 2 anak. gibran masih 3 tahun dan abng juan yang masih 6 tahun. merawat mereka yang anak yatim kan pahalanya besar mas. yah anggap aja mereka anak kita sendiri. belum lagi teteh (kakak perempuan saya-red). teteh punya ade el yang belum setahun terus ada eping juga. iud (kakak ipar saya-red) kan belum kerja lagi. yah udah kewajiban membesarkan mereka jadi tanggung jawab kita. kalau kita punya anak sendiri nanti kita malah enggak bisa bantu mereka lagi. lagian siapa tahu anak yang kita punya justru bukannya jadi rahmat buat alam malah sebaliknya. a'udzu billahimindzalik sih. tapi kan kita enggak tahu kedepannya."
"ya kalau memang begitu sih enggak apa. tapi ochienya enggak apa2?"
"yakin kok. insya allah ridho."

obrolan malam initupun menutup hari kami.

1 oktober 2011
saatnya untuk berkemas dari hotel. liputan seminggu penuh di bandung selesai juga. semalam kami selesai malam sekali plus ditambah jalan2 enggak sehat dengan mobil panitia yang kayaknya enggak ngerti jalan. lha wong dari gedung merdeka ke hotel di cihampelas aja kok ya make diajak ke perbatasan kota cibeureum segala sih? xixixixi.
rombongan pers dari jakarta sudah siap2 untuk kembali ke jakarta. tapi enggak lengkap dong kalau ke bandung enggak make jalan2 belanja. jadilah pada belanja dulu. saya akhirnya berpisah jalan dengan rombongan. karena saya sudah kangen rumah.
senangnya bisa sampai rumah lagi dan ehmmm...bisa menghabiskan malam bareng suami. oke saatnya menjalankan kewajiban sebagai suami istri. hihihihi enggak boleh sirik ya yang baca.
dini hari saya terbangun dan ingat kok belum dapet ya? bukannya harusnya saya dapet haid? hemmm telat lagi? tapi biasanya kalau telat setelah menjalankan "kewajiban" sang tamu datang juga. tapi ini kok enggak ya? jangan2? hussss udah ah jangan ge er. maksudnya jangan2 saya bermasalah lagi? soalnya dulu saya sempat masalah dengan haid. tapi ya sudah kita tunggu saja.

2 oktober 2011
ini jadwal saya cehck up ke dokter. maklum saya memang lagi program pengurusan badan sekaligus ituloh mengobati susahnya saya buang air besar. huhuhu enggak elit banget ya? tapi saya juga bingung kok saya belum datang bulan? apa obatnya ngaruh ke datang bulan. tapi enggak ah. sudah hampir setahun saya ketemu dokter ini dan enggak masalah tuh dengan datang bulan. dan...entah kenapa saya punya perasaan lain. kok kayaknya saya merasa saya hamil ya? biarpun enggak mau ge er tapi saya merasa ada yang beda sama tubuh saya. terutama sih setelah "ibadah" semalam. kayaknya ada yang salah.

"mas, beli testpack yuk. di borma aja di depan"

dan suami saya yang baik hati itupun mengantar tanpa banyak tanya. hihihi suami saya memang laki2 ajaib buat saya. jarang ngomong. bedaaaaaaa banget sama istrinya yang bawelnya setengah hidup.

"coba sekarang aja y?"
"bukannya harus begitu bangun tidur?"
"ah kayaknya enggak deh. pernah baca enggak juga"
"ya udah gih coba"

sayapun segera ke kamar mandi. oh ya saya beli 2 test pack. yang satu harganya "cuma" 1500 rupiah dan yang lainnya 6000 rupiah. hihihi ngirit abis nih saya. maklum saya enggak mau kecewa. takutnya beli yang mereknya tenar itu dengan harga yang mahal taunya kecewa. kan nggak bisa dipake 2x (teteubbbbb medit dot com hihihi)

hasilnya? saya bingung.

garis yang menyala memang cuma 1. tapi garis kedua juga timbul tapi tidak sejelas garis yang pertama. saya tunjukkan dengan malu2 pada suami dan teteh. "ini apa artinya?"
"ya udah hamil itu"
"tapi yang satu samar2"
"coba aja yang satu lagi. kan kita tadi beli dua," ujar suami saya ngasih solusi.

saya mencoba lagi dan bismillah.....kok hasilnya sama. ada 2 garis yang muncul. tapi seperti yang pertama. garis kedua muncul sedikit lebih lama dan samar. tipis sekali.

"udah, ini artinya kamu hamil," teteh tertawa melihat ekspresi saya yang bego habis.

"gimana nih mas? enggak apa2?" (duenggggg saya mulai bego beneran)
"lho kok nanya begitu? ya enggak apa2 atuh. memang kenapa?"
"ini yang kapan? beneran? kok kayaknya enggak mungkin? emang kita ml kapan? kok bisa jadi?" huahahahahahaha seribu satu pertanyaan bodoh pun meluncur dari mulut saya.

kayaknya bener. dari awal saya pacaran dengan suami, pertanyaan saya selalu bego bin tolol. kayak pertama kali dia mencium saya. saya shock dong. soalnya enggak ada angin enggak ada hujan. kami hanya teman baik. saya malah lagi ngerencanain buat menjodohkan teman saya dengan suami saya. saya ingat kalimat pertama yang meluncur dari bibir saya adalah "lailanya gimana?". wkwkwkwkwkwk diapun cuma tersenyum.

"udah nanti ke dokter aja. sekarang enggak usah ke bu rosalin dulu. kan obatnya bisi bikin kenap2 sama kandungan," teteh membuyarkan lamunan saya dan kebegoan di otak saya.

"sabtu depan aja gimana?" ujar suami saya. "kan siang ini mau balik ke jakarta."
"iya, biar juga udah lebih gedean hamilnya. sekarangmah nyante aja. makan yang bener," teteh menambahkan.

oke, jadi saya hamil. walau masih enggak percaya. dan minggu depan kita rencanakan ketemu dokter.

hmmmm....tuhan. saya enggak tahu apa rencanamu. yang jelas ini anugerah terbesar. tepat di saat saya pasrah untuk enggak ngotot punya anak, kau beri jalan yang lain.
saya juga sedikit cemas. maklum suami saya baru memutuskan berhenti kerja. tapi sudahlah. saya tahu tuhan selalu sudah menyiapkan rezeki kita masing2.

oke tugas berikutnya adalah.......googling dokter yang bagus buat si utun (bener nih saya hamil? xixixixi masih enggak percaya aja)



Tuesday, January 17, 2012

miracle

...dan aku begitu mencintamu
cinta yang begitu dalam tanpa bisa kuungkapkan dengan kata. hanya senyuman manis dan linangan air mata setiap ku menatapmu.


....dan aku begitu merindumu
rasa yang tak mampu kutahan hingga waktunya nanti kita bertemu.
bahkan dimalammalam saat ku sendiri aku begitu merindukanmu. merindukan setiap gerakanmu. merindukan setiap desahan nafasmu.

.....dan akupun begitu menginginkanmu
kaulah anugerah terbesar yang diberikannya padaku. sesuatu yang tak akan pernah ada habisnya. sesuatu yang tak akan pernah ada tandingannya. sesuatu yang hingga kapanpun menjadi sumber kebahagianku.


who loves you and missing you so much

ambu








Monday, January 9, 2012

anakku

Anakku sayang,
Datanglah segera. Hampiri aku ibumu. Ibu yang telah merindumu sekian lama.

Anakku,
Dengar Nak, bahkan ketika keberadaanmu belum nyata dikehidupanku, aku sudah begitu mencintai dan merindukanmu

Anakku,
Cepatlah datang Nak, kelak akan kujadikan kau anak paling bahagia di muka bumi ini

Anakku,
Dan kau akan kubesarkan dengan mengajarkanmu bagaimana menjadi manusia perkasa, prajurit agama, benteng keluarga
Dan akan kuajarkan pula padamu tentang kecintaan kepada Tuhan dan agama, kelembutan dan kesabaran menghadapi kerasnya kehidupan, karena sabar bukan berarti tidak berbuat apa-apa Nak, tapi sabar itu tenang, tidak tergesa-gesa, berhati-hati, tidak emosi dan tetap berusaha tanpa berdiam diri

Anakku sayang,
Lihatlah, hidup kita mungkin tidaklah mewah. Namun aku ibumu akan selalu memberikanmu yang terbaik. Memberimu rumah untuk berlindung di kala terik matahari membakar kulitmu. Memayungimu tatkala hujan membasahi bumi. Bukan, bukan dengan harta yang yang berlebih yang bukan hak kita tapi dari tetesan keringat penuh kecintaanku padamu.
Dan Anakku, ratusan nama indah telah aku siapkan untuk kau sandang sepanjang hidupmu kelak, nama yang menjadi doa untukmu manusia-manusia akhir jaman, para prajurit Islam

Anakku,
Kelak, jadilah anak sehat yang cerdas, sukses dan berhasil di kehidupan duniamu
Serta jadilah anak yang santun, berakhlak dan selamat di dalam kehidupan agama

Anakku,
Ladang amal di akhiratku kelak, cepatlah datang Nak, aku begitu merindukanmu.

Cium dan peluk hangat,
Ibumu.