Monday, November 14, 2016

Tears In Heaven



Would you know my name, if I saw you in heaven. Will it be the same if I saw you in heaven. I must be strong, and carry on, cause I know I don't belong here in heaven -- Eric Clapton


Hasil gambar untuk intan olivia marbunPada tanggal 20 Maret 1991 tepat jam 11 siang, anak laki-laki berusia 4 tahun yang bernama Conor Clapton, meninggal karena terjatuh dari jendela lantai 53 di apartemen New York City. Iyah bener Conor ini adalah anak lelaki dari Eric Clapton, musisi yang suaranya garang-garang romantis mendidih itu.

Kematian Conor menjadi kesedihan mendalam bagi Eric Clapton. Selama 9 bulan Clapton benar-benar berkubang dalam rasa duka yang mendalam. Saking berdukanya Calpton bahkan tak ingin tampil lagi bernyanyi. Meski pada akhirnya Clapton kembali ke panggung musik, tapi Clapton sudah berubah. Musiknya telah berubah menjadi lebih lembut, lebih kuat, dan lebih reflective.
Tears in Heaven, lagu yang saya kutip di atas adalah cara Clapton menuangkan kesedihannya dan merupakan bentuk penerimaannya terhadap kematian Conor. Lagu ini dibuat Clapton bersama rekannya Will Jenning. Lagu ini dipakai sebagai soundtrack film Rush pada tahun 1991. namun siapapun tahu lagu ini adalah cara Clapton untuk mengenang Conor.
Sakit. Itu bahasa yang paling sederhana untuk mengungkapkan rasa dari setiap orang tua yang harus kehilangan anaknya. bahkan kalau mengutip Dumbledore, tidak sepantasnya orang tua menguburkan anaknya.
But eventually, shit do happens.
Saya sendiri gak bisa ngebayangin gimana rasanya kalau saya ditinggal Tian. Mungkin dunia saya akan runtuh saat itu juga. Well, you don't need to say to me, anak itu titipan Tuhan. Saya mengerti itu. Tapi manusiawi kan kalau kemudian saya tak ingin apapun terjadi pada jagoan sholeh saya itu?
Lalu kalau Eric Clapton kemudian bisa berubah 180 derajat lahu-lagunya sejak ia kehilangan Conor, bagaimana dengan saya atau orang lain?
Bagaimana dengan orang tua Intan Olivia Marbun, balita yang menjadi korban bom molotov di gereja Oikumene Samarinda?
Sungguh saya tidak mampu bahkan untuk sekedar membayangkan apa yang dirasakan ibunda Intan. Ibunda yang mengandungnya selama 9 bulan. Menjaga dan memelihara buah hatinya. menyusui, membiarkan diri kurang tidur hanya untuk menjaga Intan kecil terlelap tidur. Ia pun harus merelakan anak yang sedang lucu-lucunya, sedang pintar-pintarnya meniru segala yang dilihatnya, sedang semangat bermain meregang nyawa setelah sebelumnya menderita karena tubuhnya terbakar sangat parah.

Masya Allah sungguh saya tak bisa membayangkannya. 

Tian yang harus dirawat karena thypus saja sudah membuat saya begitu susah hati. Berdoa pada Allah kalau perlu saya mau menggantikan Tian yang berbaring sakit. Apalagi ini. Luka bakar. Untuk seorang balita.

Kalau sudah seperti itu, masih perlukah kemudian disebutkan lagi apa agama Intan? Apa Agama orang tuanya?

Saya bukan tak mengerti ketika banyak orang-orang yang kemudian mendua dengar berita kematian Intan ini. Mereka bilang sedih karena Intan meninggal dunia sekecil itu tapi disaat yang bersamaan mereka mengatakan tindakaal pelaku tidak salah. Dia hanya menyuarakan dan membela ajarannya. Oh really?

Yang menyedihkan sangat buat saya adalah kemudian teman-teman saya yang manis dan sholeh juga sholehah itu menyayangkan Intan meninggal bukan sebagai muslim. Kenapa? karena ia bukan muslim maka mencium bau sorga pun ia tak berhak.

Oh my......

Mohon maaf teman, saya hanya bisa mengatakan Al Quran yang jadi kitabnya saya jika Alquran dipadatkan maka pemadatannya ialah ketujuh ayat dari surah al- Fatihah. Jika dipadatkan lagi, maka pemadatannya terletak di dalam ayat pertamanya (basmalah), dan jika basmalah ini dipadatkan maka pemadatannya ialah Rahim atau cinta kasih. Love.

Let me says this darling Intan Olivia marbun, dead is next great adventure. So, saya memang marah pada pelakunya tapi sungguh saya tak merasa kasihan atau bersedih untuk Intan. She's in the right hand. The hand of God.

And as Dumbledore said; Do not pity the dead, Pity the living and all those who living without love.....

No comments: