Wednesday, May 16, 2012

dens

they say gay is a girls best friend.....

for me? yes it's true. i do believe that. dan note ini adalah kisah pertemanan saya dengan seorang teman yang saya sangat tak tahu harus mengatakan apa tentang sosoknya.

ceria, always be a life of the party. telling a joke or two. kira2 begitu kalau melihat sikapnya. yah saya mengambil pengandaiannya dari track of my tears. sebuah lagu yang sudah entah berapa banyak penyanyi menyanyikannya. bahkan seorang adam lambertpun tertarik buat membawakannya.

tapi itulah dia.

denis namanya. seorang penyiar di salah satu radio swasta di jakarta. selain sebagai seorang penyiar dia juga berprofesi sebagai seorang dubber. sudah banyak film yang dia lacurkan suaranya. mulai dari p-man, mickey mouse sampai harry potter. itu sebabnya dia selalu jadi pilihan saya yang pertama dan utama setiap kali saya harus membuat iklan dengan menggunakan banyak suara asing dan nyeleneh. selain memang denis selalu bertingkah "aneh", dia juga selalu bisa menghayati peran2 yang saya sodorkan.

mungkin banyak yang beranggapan saya seperti tidak punya talent saja yang bisa saya perkosa demi iklan2 yang harus saya buat. tapi saya enggak peduli. suara bagus banyak. tapi kalau enggak bisa memainkan karakter ya udah. suara bagus hanya tinggal suara bagus. sementara telinga tetap bilang itu enggak pas dan enggak wajar. pengalamnnya selama bertahun2 sebagai dubber membuat denis mampu menjiwai karakter yang saya minta meski iklan itu hanya berdurasi 1 menit saja.

tapi bukan karena suaranya yang bisa saya pergunakan untuk iklan yang membuat kami akrab.

seperti yang saya bilang di awal. dialah life of the party. rasanya ada yang kurang kalau kami-saya dan teman2-berkumpul kalau tidak ada dia. bukan mau bikin geer. tapi cuma dia saja yang mau (baca:suka) dihina dina. dan kepuasan setiap kali berhasil membuat hinaan baru buat denis adalah hal yang paling menyenangkan diantara banyak hal di dunia ini. hehehehe....bener loh.

kadang saya sudah bete seharian dengan banyak hal. dari mulai kerjaan sampai urusan pribadi. namun setiap kali bisa membuat satu hinaan baru buat denis dikala kami kumpul2. rasanya hilang semua derita saya dan beralih menjadi ceria. dan rasanya sih (saya lebih tepatnya curiga) setiap teman juga merasakan yang sama. maka jadilah denis sebagai pelengkap penderita bagi kami semua. mulai dari yang menghinanya dengan kata2 (seperti saya tentunya samapai yang hanya cukup menunjukkan mimik muka tertentu saja. semua intinya adalah membuat denis sebagai sasaran tembak bagi pelipur lara.

saya merasa begitu menikmati pertemanan saya dengannya. sampai kemudian saat saya tengah hamil seperti sekarang ini.

ya betul. saya bukan lagi sekedar menikmati tapi juga menganggap ini salah satu kenikmatan yang tuhan kasih sama saya. salah satu rezeki yang tuhan kasih buat mengisi hari saya.

suatu hari, saya yang sudah susah buat berjalan (dan juga malas sih sebenarnya) benar2 merasa perut perih. maklum saya penderita maag kronis. jadilah saya musti rajin makan. apalagi selama hamil ini. saat itu sudah malam. saya sempat order ke salah satu tempat makan di dekat kosan. namun tak ada jawaban. lalu entah kenapa saya tiba2 terpikir mengirim sms ke denis.

"perutnya perih hiksss".

cuma itu yang saya tulis. tidak samapai 5 menit denis menelepon saya dan bilang dia mau ke kosan dan mengirimkan saya makanan. tau tidak? ternyata itu adalah jatah makan dia malam itu. dia rela memberikannya pada saya karena dia tidak tega mendengar saya kesakitan. huaaaaa......saya enggak tahu harus bagaimana. terlalu. ya dia terlalu baik buat saya. saya cuma bisa bilang sama utun, "de, nanti kalau sudah besar ade bisa ya sebaik om denis?". eh tapi bagian itunya aja ya. bagian keabnormalannya sih jangan wkwkwkwkwk. iya dong. kalau yang baik bolehlah dicontoh. tapi kalau yang burukmah jangan atuh.

sebenarnya ini kali kedua denis bela2in nganterin saya makanan. dua hari sebelumnya saya yang harus meeting di salah satu kementrian sejak pagi belum sempat makan. dan meeting baru selesai seusai jam makan siang. sementara kami tidak disuguhi apapun selain teh manis. sudah bisa diduga dong. samapai di kantor perih melilit melanda saya. sementara pekerjaan saya hari itu masih banyak dan saya sudah lemas enggak tahu mau makan apa dan enggak tau apa bisa jalan jauh.

denis mengirim saya chat. dan saya cuma bisa bilang perutnya perih.

tidak samapai 5 menit dia sudah menyebrangi jalanan depan kantor dan mengirimkan saya nasi kuning bungkus yang memang sengaja dia bawakan buat saya. ahhhh.....hilang sudah derita saya.

saya merasa beruntung sungguh memiliki denis sebagai sahabat dan teman saya. saya bisa bercerita apapun pada dia. dia juga yang jadi tempat saya menangis ketika saya menyadari masa persalinan saya sebentar lagi dan saya (juga suami) malah belum punya apa2 buat kelahiran anak pertama kami. tangis yang bahkan tidak berani saya keluarkan di depan suami saya. bukan. bukan karena saya tidak percaya pada suami saya. tapi lebih karena saya enggak mau membuat suami saya makin stress. saya tau dia sudah cukup merasa tersiksa karena statusnya yang masih jobless sementara anak kami sebentar lagi lahir. dan itu artinya beragam kebutuhan si kecil sudah harus terpenuhi. saya memilih untuk tetap terlihat tegar di depan dia, untuk menunjukkan saya percaya rezeki enggak kemana. meski sejujurnya perihhhh banget rasanya.

denislah mc di nikahan kami. walopun hari itu saya harus merelakan diri buat dicela2 dia tanpa bisa melawan tapi saya enggak keberatan. denis juga yang menjadi sandaran saya setiap kali saya merasa jengkel sama bos saya. sama kerjaan atau malah sama suami saya (yang sampai saat ini masih jadi mr rius buat saya). kisah cinta saya yang bak sinetron memang sudah bukan rahasia lagi buat dia. makanya saat saya menikah, denis sempat menangis dan menitikkan air mata. bukan karena sedih tapi karena dia begitu bahagianya melihat saya akhirnya bisa menikah. menikahi lelaki yang baik (dan lugu) katanya hihihi. jadi, rasanya sungguh saya merasa jadi orang yang beruntung mendapatkan dia sebagai teman dan sahabat.

sungguh saya enggak peduli dengan keadaan dia. ya, denis memang tidak sama dengan laki2 kebanyakan. dia memiliki orientasi seksual yang berbeda. namun itu bukan masalah buat saya. itu bukan penyakit. itu juga bukan kesalahan dia. apa hak saya menghakimi dia untuk semua orientasinya? tuhan punya caranya sendiri buat menunjukkan kekuasaannya. dan denis buat saya salah satunya. dan jujur bersama dengan dia saya justru merasa sangat aman. paling tidak saya tau dia tidak akan punya nafsu syahwat apapun pada saya. iya kan? saya tidak merasa mengkhianati suami saya dengan berada bersamanya.

meskipu hidupnya berat dia enggak pernah mengeluh. malahan empati yang selalu dia berikan pada kawannya. denis dulu hidup dimanja kedua orang tuanya. malah terlalu manja jadilah dia dulu anak kecil yang menyebalkan dan sombong. namun kemudian tuhan membalikkan kehidupannya 180 derajat. dari anak orang kaya samapai kemudian enggak punya apa2 sejak orang tuanya meninggal dunia. bukannya dia enggak punya warisan. tapi warisan itu enggak pernah dia pakai. itu karena dia terlalu sayang pada orang tuanya. dan warisannya hanya akan mengingatkan dia pada kesedihannya ditinggal mereka.

kini denis malah sibuk membantu keluarga jauhnya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri. merelakan uang gajinya dipotong buat membayar utang saudaranya. merelakan honor dubbingnya untuk biaya masuk rs ayah tiri sudaranya. dan kamu tahu? denis tidak pernah  mengeluh atau bahkan mengemis2 meminta bantuan bahkan pada kami teman2nya. meski dia sedang enggak punya uang sekalipun. dan sungguh, itu yang membuat saya semakin sayang pada sosok yang satu ini.

tuhan, kalau boleh saya minta. tolong kau lapangkan selalu rezeki buat kawan saya ini. karena sungguh, rezeki yang kau beri padanya tidak pernah sia2. karena dia tidak akan pernah menikmati rezekinya itu dengan serakah dan semena2 seperti para pejabat kotup negeri ini. jadi tuhan. tolong denis ya. dan oh ya tentunya bantu dia juga buat memutuskan mau jadi apa dia kalau memang jadi laki2 normal bukan pilihannya hehehehe.

No comments: