Wednesday, March 30, 2011

whats left

segala yang terjadi pasti punya efek samping buat segala yang berlaku di jagat ini. betul. saya sadar itu. begitu juga kejadian yang sempet bikin heboh kantor tepat 2 minggu yang lalu. paket bom buku yang sampai di kantor tidak begitu saja lenyap dari jagat keberadaannya.

sebutlah tangan Kompol Dodi yang hancur dan membuatnya tak lagi punya tangan. membuat sorang dodi tak mampu lagi memluk anak istrinya. membuatnya utuh dan sama seperti manusia kebanyakan.
bukan hanya itu. paket bom itu juga meski lambat laun terlupakan oleh hingar bingarnya nudin halid dan ke"kopehan"nya untuk jadi ketua umum PSSI, nyatanya masih membekas. ada banyak orang (mungkin) yang masih kena dampak paket bom itu. mas tukang baso yang rajin mampir ke kantor misalnya.
biasanya setiap sore dia jadi primadona yang dicari semua orang saat sore menjelang. perut-perut yang meminta diisi selalu sibuk mencari sosoknya dan gerobaknya buat sekedar mengganjal dan memuaskan hasrat cacingcacing di perut. bolehlah ia berhitung dengan pasti berapa pendapatannya sehari dengan pasti sejak ia berjualan di kantor saban sore. namun kini ia tak bisa melakukannya lagi. pihak keamanan melarangnya untuk berjualan di kompleks kantor. bukan hanya kami yang tak lagi bisa menikmati aroma khas baso malang dengan krupuk pangsitnya itu saja, tapi penghasilannya sebagai tukang baso tidak lagi bisa ia hitung dengan pasti. suatu sore ia mengeluhkannya pada saya. "kok adaada aja ya mba. masa setelah saya nikah rezekinya jadi seret. dulu saya udah tau bakal dapet untung berapa. sebelum maghrib jualannya udah habis. sekarang susah mba." hmmmm saya cuman bisa bilang pasti ada penggantinya kok. ini cuman jadi cobaan and the bla bla bla lainnya.

bukan cuman tukang baso itu saja. kedai di belakang kantor pun sekarang tak seramai dulu. oke saya gak suka sama harganya mereka yang selangit itu, tapi saya juga gak tega kan kalau harus melihat para pekerja disana yang menggantungkan penghidupan mereka di kedai harus menganggur? jahat amat sih?
itu baru 2 contoh. contoh ketiga adalah saya.

iya saya. semalam saya harus terjaga sampai lepas tengah malam gara-gara mesjid sebelah tempat saya tinggal mengadakan acara pengajian. acara pengajiannya sendiri sih fine by me, meski sejujurnya sangat mengganggu. berisik. tapi ya sudahlah. saya masih bisa terima sampai kemudian mereka mulai menyalakan petasan, kembang api dan yang lainnya. jangan tanya gimana jantung saya seolah berhenti. gambaran bom yang meledak di kantor lengkap dengan para korban yang digotong di depan mata seolah tergambar lagi. iya, saya masih trauma mendengarnya. saya cuman bisa menutup telinga dan menangis ketakutan. saya tau itu bukan bom tapi sumpah saya masih takut mendengar suara ledakannya.

fiuhhhh....saya sekarang cuman bisa mengutuk dalam hati buat mereka yang rajin banget bikin kekacauan dengan mengirim dan membuat bom. cobalah pikir lagi. banyak sekali orang yang kena dampaknya. benci yang kalian sampaikan buat seseorang atau sekelompok orang coba diselesaikan dengan baikbaik. jangan jadikan orang lain di luar itu sebagai korban dari ketidakbecusan kalian dalam berkomunikasi.

No comments: