Thursday, January 27, 2011

Jodoh

Siang ini kami se-kantor disuguhi tontonan yang asyik dari tv yang dipasang di ruang redaksi. Sebetulnya gak spesial sih tayangannya. Yang bikin spesial adalah yang jadi tokoh di program itu. Bikin menarik lagi karena temanya itu. Apalagi kalau bukan masalah jodoh. :D

Ceritanya sih kami dapat multi recipient vypress chat dari mantan bos saya di Green. Dia bilang "eh ada gw di Trans7". Tau dong kami suka iseng dan ikut seneng kalau salah satu temen ada yang tenar dan lalu masuk tipi? Nontonlah kami di 2 buah tipi yang ada di ruang redaksi. Berhubung tipi tepat di belakang kubikel saya, saya dapat posisi yang paling nyaman buat nonton si bu boss beraksi di tipi.

Tiba deh waktunya buat tampil selepas iklan. Oalahhh ternyata yang lagi dibahas adalah masalah penipuan dengan modus operandi biro jodoh toh.

Dikisahkan si bu boss ini sudah sampai red alert usia buat perempuan alias belum juga merit. Nah dari hobinya yang chat di dunia maya, ibu bos pun ikut lah sebuah biro jodoh di internent. Katanya sih nyantol tuh sama orang di London sono. Merekapun sering bertelepon ria dan pada ujungnya janjian buat ketemu. Si cowokpun resmi melamar dia. Namun entah bagaimana si cowok ini saat tiba waktunya buat ketemuan di bandara malah ada di bandara Ngurah Rai dan bukan bandara Soetta. Wuihhhh salah bandara tuh. Saat itulah bu boss curiga ada yang salah dengan orang ini. Orang itu sempet bilang kalau dia lagi bermasalah dengan bagian imigrasi di Ngurah Rai. Entahlah beritanya g tuntas juga ngasih tau kenapa si ibu menafsirkan kalau dia hampir jadi bagian penipuan berkedok biro jodoh ini.

Yang bikin rame justru bukan berita itunya atau kemunculan si ibu tapi lebih karena komen jahil temen-temen. Dari mulai komen soal tampilannya si ibu sampe insiden bandara. Nah ini dia ujungnya soal betapa si ibu tampak desperado sampe harus masuk biro jodoh segala. Ini sebetulnya dipicu sama komen terakhir di tipi itu yang bilang "gagal lah lagi impian Nita buat menikah"... gubraksssss!!!!!!!!!!!!!!
Dengan teman-teman jurnalis yang jahiliyah tau lah kata-kata begitu berakhir dimana? Munculah vypress buat ngajak semua anggota komunitas buat promosiin si ibu di semua jejaring sosial kita. Huahahaha segitunya ya?

Namun ada yang mengusik dan seperti membangunkan makhluk di dalam dada saya saat seorang teman bilang; "tuh chie, lu juga ikutan aja". Busyettttt dah!!!

Tapi sungguh apa yang dibilang sama teman saya itu benar-benar kena. Saya dan bu boss tidak terpaut jauh usia kami. Jadi kalau dia sudah red alert berarti saya juga sudah masuk ke area itu. Namun bisa dibilang hingga saat ini tanda-tanda ke arah itu tampaknya masih jauh panggang dari api.

Saya ingat banyak sekali pertanyaan seputar itu setiap kali saya datang ke acara keluarga. Itu sebabnya saya berusaha mati-matian untuk tidak menampakkan batang hidung ke setiap acara keluarga (yang saya tahu pasti bakal ada pertanyaan begitu). Saya juga mulai menjarangkan bersosialita dengan sodara maupun teman di acara nikahan. Bukan. Bukan berarti saya gak mau menikah, berkeluarga dan memiliki anak. Tapi saya juga tidak bisa memaksakan kehendak pada yang mengatur hidup, jika Ia dengan kausaNya masih belum memberi saya teman buat membahagiakan saya lahir batin.

Bukannya saya tidak punya pasangan saat ini, namun tampaknya either one of us is still afraid for being go further alias kami masih terlalu berat pada banyak hal. Ia dan kesedihannya karena kehilangan adik yang dicintainya. Saya dan trauma masa lalu hubungan saya. Jujur, saya masih trauma pada apa yang pernah saya hadapi. Ketika semua cinta, kasih sayang, perhatian, telah seluruhnya diberikan tapi berakhir dengan luka dan airmata, kecewa dan pengkhianatan. Mungkin kami hanya 2 orang yang terlalu takut melangkah. Terlalu takut mencoba. terlalu takut pada berencana dan membangun impian.Atau mungkin malah Tuhan punya rencana lain bagi kami. Rencana yang saya tidak tahu akan kemana berakhirnya.

Satu hal yang jelas saya tidak akan pernah menikah hanya karena sebuah "keharusan". Keharusan karena apa yang sudah terjadi antara kami berdua. Saya juga tidak ingin menikah hanya karena "panas telinga", mendengar rekan-rekan saya akan melepas masa lajangnya tahun ini. Saya tahu Tuhan menyayangi saya. Itu sebabnya Ia menjauhkan saya dari laki-laki busuk (maaf mengumpat :)) itu sebelum kami melangkah lebih jauh. Makanya saya yakin Tuhan pasti punya rencanaNya sendiri mengapa sampai saat ini tak kunjung Ia dekatkan saya pada jodoh saya. Kalaupun semua tak seperti yang saya inginkan, itu berarti bagiNya yang terbaik adalah saya tetap sendiri. So be It.

No comments: